Bagi kebanyakan orang, mudik
dijadikan satu rutinitas tahunan untuk ajang bersilaturahim bersama keluarga
dan saudaranya di kampung halaman. Tidak tahu siapa yang memulai, yang jelas
rutinitas ini sudah berlangsung sejak lama. Memang mungkin seharusnya begitu.
Karena kalau nuntutin rutinitas, tidak akan ada habisnya. Satu pekerjaan
selesai, pekerjaan lain datang mengantri. Padahal pekerjaan itu juga tidak
merasa mengambil nomor antrian.
Di Indonesia yang mayoritas
penduduknya muslim, mudik ini dilaksanaakn saat menjelang lebaran tiba. Dan
karena waktu yang bersamaan, maka menjadi sebuah masalah. Terutama masalah
tentang akses yang menghubungkan dua tempat yang berbeda, yang dalam hal ini
adalah transportasi dan hal-hal pendukung lainnya. Bagaimana tidak, rasio antara