1/22/12

AADA (Ada Apa Dengan Arisan???)

Ngomongin soal arisan, sebenernya banyak dilakuin oleh kaum ibu-ibu, meski ada juga kaum pria yang ngadain arisan. “Weits memang ada? Dimana?”, mesti pada mikir gitu kan?. Ada, Arisan Keluarga misalnya, iya kan?? Yang penting kan ada bapak-bapaknya, hehe… Arisan memang bagus sebenernya kalo bener-bener dimanfaatkan pada hal yang positif. Bertemunya rekan bisnis. Bertukar info tentang banyak hal, Silaturahmi juga tetep terjalin secara rutin, seperti arisan keluarga tadi misalnya. Arisan juga bisa sebagai ajang untuk ngejodohin anak-anaknya. #ehm…
Tapi setelah melakukan uji kelayakan dan penelitian, menurut saya, arisan itu isinya bukannya nambah pahala tapi malah nambah dosa. “Kok bisa ngomong gitu? emang kamu pernah arisan?”, Dan SAYA BERANI JAMIN KALO ARISAN ITU MEMANG LEBIH BANYAK NAMBAH DOSA DARI PADA PAHALA. Saya ngomong gini juga harus punya alasan donk, gak hanya OD.
Gini alasannya, pertama

1/13/12

Tips Makan Hemat

Tips Hemat sesat Pasti cuma sedikit yang Bermanfaat


Ok kali ini aku akan ngomongin tentang urusan perut dan berbagai hal yang berhubungan dengannya. Sebagai anak kost tentunya harus cerdas (baca:ngirit) dalam mengelola keuangan, makanya untuk hal yang penting pun harus punya strategi khusus agar tetap bisa meminimalkan pengeluaran termasuk urusan makan (ngomongnya berasa jadi Safir Senduk, ehm…benerin kerah). Harus pinter-pinter juga mengatur (memilih) menu-menu makan agar dengan budget yang minim tapi gizi juga terpenuhi, walaupun kadang, yup kadang (aku gak akan bilang kalo sebenarnya sering OK!!!) masalah gizi ini di nomor duakan sebelum yang ketiganya baru masalah rasa (kok kesannya miris banget ya?).  
Inilah tips-tips nya:
1.      OBSERVASI.
Masalah pertama yang dihadapi oleh seorang anak kost adalah di awal mula dia menempati kost yang baru. Dimana dia harus beradatasi dengan lingkungan barunya, dengan kondisi rumah, dengan penghuni kost yang laen, dengan peraturan-peraturan kostnya, termasuk dengan warung makan yang akan dikunjungi untuk memenuhi paggilan perut agar tetap hidup. Jadi harus observasi untuk menemukan warung yang “cocok” dengan (kondisi) kita (baca: murah meriah dengan porsi kuli bangunan). Observasi ini tidak cukup dilakukan satu dua hari tapi berkali-kali untuk menemukannya, dan dilakukan pagi, siang, dan malam sesuai jadwal makan kita. Karena ada orang yang jualan cuma pagi doang ato cuma siang ato malam doang. Meskipun dalam pelaksanaannya aku kadang (lagi-lagi aku gak akan bilang kalo sering) makan cuma dua kali sehari, yah masih mending dari pada dua hari sekali (Alhamdulillah Yaa Allah…). “Apa gak mending puasa aja sekalian?”,