6/20/14

Ujian

Apa yang kita harap terkadang tak sesuai dengan kenyataan.

Barangkali itu adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar dari beberapa, bukan beberapa, tapi bahkan banyak orang dan tulisan, termasuk tulisan tadi. Dan hari ini, saya melihat ekspresi yang mewakili tulisan tadi dari beberapa siswa-siswa saya.

Iya, Belum lama ini, kelulusan SMP diumumkan. Seperti ritual-ritual dari dulu, bahwa pengambilan pengumuman itu harus diambil oleh orang tua, atau wali yang mewakili. Sesuai jadwal, para orang tua/wali dari siswa-siswa saya mulai berdatangan memenuhi panggilan KPK undangan yang diberikan oleh sekolah yang sudah ditandatangani oleh kepala sekolah tentunya. Saya rasa kedatangan mereka ke sekolah selain karena merasa gak enak karna sudah diundang, juga karena pengen tau apakah anaknya lulus atau tidak. Itu terlihat dari ketegangan raut wajah yang keluar dari wajahnya. Beberapa malah ada yang terlihat merah matanya. Lagi-lagi saya telaah, itu merah bukan karna habis ngupas bawang, atau pun habis kecolok sambal. Betapapun kecilnya

6/7/14

Merokok Yuk

"Wah saya sekarang kalau ngerokok di rumah susah, anak-anak mulai pada ngeluh", keluh teman saya saat itu. "Saya suka disuruh keluar rumah sama anak-anak kalau lagi ngerokok.".
Beberapa teman yang ada disitu tertawa, termasuk saya.
"Akhirnya saya kalo lagi ngerokok, ya keluar, kalo nggak diteras, ya di loteng.", imbuhnya lagi.
"Makanya udah to Pak, nggak usah ngerokok lagi, kasihan anaknya kan?", kata teman saya yang lain menimpali.
"Anak-anak pada berani ngomong, katanya, kata gurunya, 'ngerokok itu gak boleh pak, haram', katanya", lanjut cerita tentang anak-anaknya -- yang masih TK dan play group itu -- saat mereka memprotes bapaknya yang merokok.
"Tuh, mereka aja tau", kata teman saya yang lain, menyetujui protes anak-anak dari teman saya itu, sambil bercanda.

Saya sendiri belum pernah melihat