Cuaca sungguh tidak bersahabat di minggu-minggu ini. Kata kebanyakan orang yang saya denger. Tidak bersahabat yang seperti apa pastinya, saya tidak menanyakannya. Mungkin si cuaca saat itu tidak menjawab saat ditanya. Mungkin juga dia cuma diam saat diklakson. Atau dia tidak pernah sekedar mentraktir. Ah, memang kalau persepsi pasti berbeda-beda. Dan, setiap orang selalu membenarkan persepsinya itu. Maka seharusnya tidak ada yang saling menyalahkan. Karena kan sudah pada benar. :)
Jika cuaca menjadi sahabat, berarti sudah seharusnya setiap hari kita selalu curhat dengannya.
"Cuaca, aku hari ini bahagiaaa banget, karena tadi ulangan dapet bagus.", atau
"Assalamu'alaikum cuaca, aku mau curhat dong",
"Iya dong".
Ok, ini bukan acara curhat bersama Mama Dedeh.
Atau, jika memang ia sahabatan, sudah semestinya dia mau menjadi sandar ketika sahabatnya memang lagi butuh tempat untuk bersandar. Sandaran ketika memang sahabatnya rapuh, lemah, hingga tak bisa menopang, bahkan tubuhnya sendiri.
Ah, tapi apalah itu arti persahabatan. Jika itu sesama manusia, pasti (nanti) punya kepentingannya sendiri-sendiri. Jika itu sesama manusia, sekekal-kekalnya sahabatan, ia hanya kekal ketika diucapkan saja. Jika itu sesama manusia, maka sahabatan yang kekal hanya antara orang tua dan anaknya saja. Itupun belum tentu sebaliknya. Iya, sudah selayaknya seorang sahabat selalu mendoakan sahabatnya, doa yang baik-baik tentunya. Dan, orang tua itu selalu melakukan ini setiap hari. Apakah anak juga sama seperti itu?
Jika persahabatan itu sesama manusia, ia lebih asyik dan menyenangkan diucapkan ketika masa-masa sekolah. Hanya saja, namanya masa ada waktunya. Tidak jarang kita melihat tulisan tidak bertanggung jawab di tempat umum, di toilet umum, di angkot, bahkan juga di obyek wisata, "Rong gank, sahabat selamanya". Tidak cuma geng itu, atau geng-geng sejenisnya juga kan? Jelas, yang menulis itu belum punya yang namanya tanggung jawab. Kalau sudah, dia jelas tidak akan menuliskan itu di tempat-tempat itu. Juga belum tau apa itu keindahan menurut orang banyak, yang jika pohon tanpa tulisan itu akan tampak lebih indah. Iya, jika begitu, maka para caleg yang memasang fotonya di pohon-pohon tepi jalan pun tidak jauh berbeda dengan para geng sekolah itu, bahkan kalau boleh saya bilang, lebih parah. Kenapa? Karena gambar para caleg itu jelas lebih besar dari tulisan geng anak sekolah itu :) Ah, tapi bisa saja mereka mengelak, "Itu kan yang masang bukan saya?". Ok, tapi para pemasang itu juga akan nurut jika memang diperintahkan untuk tidak memasangnya di pohon dan di taman kota lainnya. Ah, memang masalah keindahan barangkali mungkin selalu kalah dengan masalah kepentingan. Yang penting tetap senang dan sehat. Mari.
Persahabatan yang terpisah oleh sebuah kematian justru sering kita lihat antara manusia dan hewan. Iya, entah hewannya yang meninggal dulu, atau si manusianya. Pasti juga pernah mendengar kan? Itu mungkin karena di antara mereka tidak ada kepentingan-kepentingan yang mengganggu, sehingga waktu pun tidak memisahkan kebersamaan mereka satu sama lain. Yup, waktu adalah unsur penting dalam hal apapun. Makanya, ketika orang-orang yang bersahabat itu tumbuh dan smakin banyak kepentingan-kepentingan yang membutuhkan waktu sendiri, maka sudah sewajarnya kedekatan itu secara tidak langsung akan renggang.
Jika sahabat itu sesama manusia. Dia punya sahabat-sahabat lain, selain kita, yang juga dianggapnya orang yang bisa diajak berbagi bahkan tanpa takut dia akan membongkar apa-apa yang kita anggap suatu rahasia. Maka, ketika kita cerita kepada sahabat kita tentang sesuatu yang kita anggap rahasia, jangan menyesal ketika nanti ada orang lain selain sahabat yang kita ceritain, tau tentang apa yang kita anggap itu rahasia. :)
Atau, jika memang ia sahabatan, sudah semestinya dia mau menjadi sandar ketika sahabatnya memang lagi butuh tempat untuk bersandar. Sandaran ketika memang sahabatnya rapuh, lemah, hingga tak bisa menopang, bahkan tubuhnya sendiri.
Ah, tapi apalah itu arti persahabatan. Jika itu sesama manusia, pasti (nanti) punya kepentingannya sendiri-sendiri. Jika itu sesama manusia, sekekal-kekalnya sahabatan, ia hanya kekal ketika diucapkan saja. Jika itu sesama manusia, maka sahabatan yang kekal hanya antara orang tua dan anaknya saja. Itupun belum tentu sebaliknya. Iya, sudah selayaknya seorang sahabat selalu mendoakan sahabatnya, doa yang baik-baik tentunya. Dan, orang tua itu selalu melakukan ini setiap hari. Apakah anak juga sama seperti itu?
Jika persahabatan itu sesama manusia, ia lebih asyik dan menyenangkan diucapkan ketika masa-masa sekolah. Hanya saja, namanya masa ada waktunya. Tidak jarang kita melihat tulisan tidak bertanggung jawab di tempat umum, di toilet umum, di angkot, bahkan juga di obyek wisata, "Rong gank, sahabat selamanya". Tidak cuma geng itu, atau geng-geng sejenisnya juga kan? Jelas, yang menulis itu belum punya yang namanya tanggung jawab. Kalau sudah, dia jelas tidak akan menuliskan itu di tempat-tempat itu. Juga belum tau apa itu keindahan menurut orang banyak, yang jika pohon tanpa tulisan itu akan tampak lebih indah. Iya, jika begitu, maka para caleg yang memasang fotonya di pohon-pohon tepi jalan pun tidak jauh berbeda dengan para geng sekolah itu, bahkan kalau boleh saya bilang, lebih parah. Kenapa? Karena gambar para caleg itu jelas lebih besar dari tulisan geng anak sekolah itu :) Ah, tapi bisa saja mereka mengelak, "Itu kan yang masang bukan saya?". Ok, tapi para pemasang itu juga akan nurut jika memang diperintahkan untuk tidak memasangnya di pohon dan di taman kota lainnya. Ah, memang masalah keindahan barangkali mungkin selalu kalah dengan masalah kepentingan. Yang penting tetap senang dan sehat. Mari.
Persahabatan yang terpisah oleh sebuah kematian justru sering kita lihat antara manusia dan hewan. Iya, entah hewannya yang meninggal dulu, atau si manusianya. Pasti juga pernah mendengar kan? Itu mungkin karena di antara mereka tidak ada kepentingan-kepentingan yang mengganggu, sehingga waktu pun tidak memisahkan kebersamaan mereka satu sama lain. Yup, waktu adalah unsur penting dalam hal apapun. Makanya, ketika orang-orang yang bersahabat itu tumbuh dan smakin banyak kepentingan-kepentingan yang membutuhkan waktu sendiri, maka sudah sewajarnya kedekatan itu secara tidak langsung akan renggang.
Jika sahabat itu sesama manusia. Dia punya sahabat-sahabat lain, selain kita, yang juga dianggapnya orang yang bisa diajak berbagi bahkan tanpa takut dia akan membongkar apa-apa yang kita anggap suatu rahasia. Maka, ketika kita cerita kepada sahabat kita tentang sesuatu yang kita anggap rahasia, jangan menyesal ketika nanti ada orang lain selain sahabat yang kita ceritain, tau tentang apa yang kita anggap itu rahasia. :)
ya lebih baik kalo memang rahasia, simpan untuk diri sendiri aja :)
ReplyDeleteNah, tapi beneran kuat nyimpen sendiri? hehe
Deletemakasih yaa, udah mampir. :)