11/26/11

GURUKU

“Teng…teng…teng…” kira – kira seperti itu bunyi yang dihasilkan dari benturan besi dengan ujung martil yang dipukulkan. Besi itu digantung persis di depan pintu ruang guru yang letaknya juga persis di tengah-tengah antara enam ruang kelas, tiga ruang ke selatan dan tiga ruang ke barat. Gedung sekolah SD ku dulu memang berbentuk menyiku. Yup, tadi adalah bunyi bel tanda masuk waktu sekolah ku dulu, waktu itu belum ada bel listrik gak tau juga sekarang ada ato enggak.hehe...Bergegas kami meninggalkan aktifitas apapun dan langsung baris didepan pintu kelas, di depan pintu sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tegap (walaupun sudah agak sepuh waktu itu), di tangan kanannya memegang sebuah penggaris dari kayu, dengan tatapan tajam  beliau
memandangi kami satu-satu sehingga kami pun takut dan terdiam. Setelah benar-benar tenang kami baru diperbolehkan masuk kelas. Dengan sabar guru itu menyalami kami satu per satu. Setelah  semua masuk kami duduk tenang dan ketua kelas kemudian menyiapkan berdoa, kamipun berdoa dengan sangat kompak seperti ada yang mendirigeni kami didepan. Itu adalah ritual kami sebelum masuk kelas, dan kami lakukan selama sekolah di SD dulu.
Setelah acara ritual harian itu selesai, kemudian Pak Sareh (yup nama guru ku yang super galak itu) meminta PR yang beliau berikan kemaren di taruh di atas meja masing-masing. Lalu beliau keliling kelas memeriksa tugas kami satu persatu. Dan bisa dipastikan tidak ada satupun yang bisa lolos jika tidak mengerjakan tugas itu. Dan kamu tau apa hukuman yang didapat? Pertama langsung penggaris kayu yang dipegangnya langsung melayang ke kepala siswa yang “bandel” itu. Kebayang dong sakitnya kayak apa? Dan aku pernah ngerasain itu, TIDAK HANYA SEKALI, gila…tuh kepala benjut dan baru kempes setelah seminggu. Bukan, bukan karna aku gak ngerjain tugas yang diberikan beliau, tapi hanya karena aku disuruh jawab sebuah soal dan jawabannya SALAH. Nah sekarang udah kebayang kan kayak apa galaknya guru ku itu. Setiap hari kami belajar dengan tegang. Hampir setiap hari tuh penggaris pasti melayang ke beberapa dari kami.
Saat itu, aku dan mungkin semua temen-temen ku bisa dipastikan sangat benci dengan beliau (dan aku juga yakin kalo kamu ngerasain itu pasti sama). Tapi seiring berjalannya waktu (ja elaaah…) aku mulai sadar (jangan berpikir kalo sebelumnya aku ini GILA) kalo beliau ngelakuin ini karena semata-mata agar anak didiknya bener-bener bisa/paham dalam menguasai setiap materi yang beliau berikan. Dan aku bener-bener sadar dan ngerasain akan manfaat yang aku dapet dari cara mengajar yang guru ku lakuin dulu. Tidak hanya materi yang beliau ajarkan hingga melekat benar di otak kami para siswa, tapi banyak dasar/nilai kehidupan seperti sopan santun, tata krama, moralitas, kejujuran, kedisiplinan, dan norma-norma lain yang aku baru sadar begitu besar manfaat dari “cara didikan militer” beliau setelah aku besar. Aku  senang pernah merasakan diajar oleh beliau, karena “kegalakannya” itu aku bisa menjadi seperti sekarang (emang sekarang aku siapa?hahaha…). At least sekarang aku bisa baca, nulis, ngitung utang untung, tau sopan santun, dan yang penting tidak melakukan tindak kriminal.
Itu mungkin salah satu contoh metode mengajar guru. Masih banyak guru-guru lain yang mengajar dengan metode-metode yang berbeda. Ada seribu guru maka ada seribu cara mengajar yang berbeda, karena aku yakin setiap guru tidak akan pernah sama cara mengajarnya. Yang jelas tidak ada guru yang mengajarkan hal-hal jelek. GURU lah yang menciptakan berbagai macam ahli pekerja. Karena GURU ada pegawai, sekertaris, supervisor, direktur, bos. Karena GURU ada lurah, camat, bupati, gubernur, mentri, bahkan PRESIDEN juga ada karena GURU. Sekarang guru yang aku ceritain di atas sudah wafat. Terima kasih pak, sungguh mulia ilmu-ilmu yang Engkau ajarkan. Semoga amal-amal beliau diterima disisi Allah SWT. Amin…
Aku menulis tentang GURU karene kemaren tanggal 25 Nopember adalah Hari Ulang Tahun PGRI yang ditetapkan sebagai HARI GURU. Selamat HARI GURU untuk semua GURU yang sudah mau mentransfer ilmunya untuk muridmu yang tetep bodoh ini. *tapitetepgantengtidaksombongrajinmenabungpatuhpadaorangtuadancalonmertuasertamasihmaubelajarkok.
Bentuk terimakasih apa yang kamu berikan untuk GURU-GURU hebatmu? Boleh share donk…hehe…thx yah sudah mampir.


No comments:

Post a Comment