8/25/13

Perkenalan yang Romantis



Saat pertama masuk kelas di lembaga bimbel[1]untuk kelas 4 SD.

Dan ini pertama kalinya saya ngajar kelas 4, karena biasanya saya hanya dapat kelas SMP atau SMA. Seperti biasa sesi pertama untuk mendekati mereka adalah perkenalan. Dan perkenalan dengan enam orang anak ini pun dimulai:

“Haloo semua, apakabar?”, kataku memulai kelas itu.

“Baik Pak”, jawab sebagian siswa

“Sudah pada kenal saya belum?”,
lanjutku.

“Belum pak”,

“Masa sih, saya kan terkenal…”, belum selesai saya ngomong langsung disambut dengan sorakan mereka seperti ada yang mengomando,

“HUUUUUU…”,

-___-

“OK kalo begitu sebelum belajar kita mulai alangkah baiknya kita kenalan dulu ya, dan saya pengen tau dulu kalian satu-satu”,

“OK Pak”, jawab mereka.

“Namamu siapa?”, tanyaku ke Siswa pertama.

“Namaku Febri Pak”

“Wah nama yang bagus, kalo besar cita-citanya jadi apa?”

“Pengen jadi koki Pak”

“…”.

Sempet kaget juga mendengar jawaban anak pertama ini. Di sini saya dapat pengetahuan baru. Selama saya mengajar dan juga saat tidak mengajar ketika menanyakan tentang cita-cita ke anak kecil lain, baru pertama kalinya mendengar jawaban seperti ini, yaitu bercita-cita menjadi seorang ‘koki’. Dan dia mengucapkannya dengan lantang tanpa malu-malu.

Ternyata sekarang koki juga sudah menjadi pilihan pekerjaan yang menjanjikan. Orientasinya memang bukan menjadi koki selamanya, tapi menjadi pengusaha restoran tentunya. OK good.

Beralih ke Siswa kedua:

“Kamu namanya siapa?”,

“Hafidz Pak”,

“Oh… Kalo kamu namanya siapa?”, tanyaku ke siswa berikutnya.

Tapi belum sempet dijawab, siswa 2 memotongnya, “Kok aku gak ditanya cita-citanya pak?”, protesnya.

Ternyata dia juga pengen ditanya tentang cita-citanya. Mungkin pengen nunjukin juga biar temen-temen sama saya tau apa cita-citanya kelak. Memang biasanya anak seusia mereka maunya diperlakukan sama dengan teman-temannya. Dan akhirnya semua siswa di situ saya tanya tentang cita-cita mereka.

“Oh iya lupa”, kataku bilang pura-pura kalo itu gak sengaja. “Kalo kamu kelak mau jadi apa?”, lanjut saya.

“Mau jadi bola Pak”,

“Hah? Mau jadi ‘bola’?”

“Eh, mau jadi pemain bola maksudnya Pak hehehe”

“Oh kirain mau jadi bola? Tapi kalo bayarannya gede mau gak jadi bola?”

“Gedenya berapa Pak? Emm bola ya Pak, enggak ding Pak, gak mau ah Pak”, jawabnya sendiri.

Ya saya do’a kan mudah-mudahan cita-cita kamu tercapai yaa… Ingin jadi seperti siapa?”.

“Cristiano Ronaldo Pak”.

Ini yang sekarang lagi tren. Menjadi pemain bola menjadi pilihan sebuah cita-cita untuk masa depannya kelak.

Lanjuut… Siswa3:

“Namamu siapa?”

“Nama saya Akbar Pak”

“Kamu kalo besar mau jadi apa?”

“Sama dengan Hafidz Pak, mau jadi pemain bola”

“Oh… Kalo kamu pemain yang kamu sukai siapa?”

“Messi Pak (agak lirih)”

“Siapa?”, tanyaku ulang karena memang kurang denger.

“Messi pak”, jawabnya lebih keras.

“Oh Messi”,

“Kalo aku lebih suka MAICIH Pak, enak”, tanpa ditanya Febri nyelonong jawab dan tetep keukeuh ama yang berhubungan dengan makanan. Ada-ada aja nih anak hehe….

Next… Siswa4:

“Kalo kamu namanya siapa anak cantik?”

“Ayu Pak”,

“Wah namanya bagus sekali… Ayu sesuai orangnya. Ayu cita-citanya jadi apa?”

“Mau jadi guru Pak”, jawabnya sambil malu-malu.

“Wow, mulia sekali cita-citamu”

“Tapi aku maunya jadi guru kelas satu Pak”

“Lho, kenapa?”

“Iya Pak, soalnya pelajarannya gampang”

“… J

Hmm ternyata masih ada yang mencita-citakan jadi guru juga hihihi… Alhamdulillah…

Next… Siswa5:

“Lah yang manis ini namanya siapa?”

“Hega”, jawabnya.

“Oh Hega[2], kalo Hega mau jadi apa anak manis?”,

“Mau jadi desainer”,

Option jawaban yang baru pernah saya dengar juga nih. Jaman saya sekolah dulu boro-boro ngerti desainer, paling banter ditanya pengen jadi Polisi Tidur.

Lanjut siswa terakhir, Siswa6:

“Ini mas ganteng namanya siapa?”

“Azril”,

“Azril cita-citanya apa?”

“Jadi polisi Pak”

“Kenapa pengen jadi polisi?”

“Itu Pak, pengen nembakin orang”

“Hah? Wah gak boleh nembak orang sembarangan gitu. Maksudnya nangkapin orang jahat ya”, lanjutku meluruskan pernyataannya tadi.

“Hehe… Iya Pak”,

“Baik sekarang saya sudah kenal kalian, giliran saya yang memperkenalkan diri. Pengen tau nama saya?”

“TIDAK PAAAK”, jawab mereka kompak.

“ -__- “

*klik.




[1] Bimbingan Belajar
[2] Bukan nama sebenarnya, karena nama aslinya aku lupa, itu adalah nama emm…

2 comments:

  1. Saya juga anak manis pak, kok nggak ditanya cita2nya apa? :>

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh eh emm maaf kamu nomer absen berapa ya?

      Delete