Saat
pertama masuk kelas di lembaga bimbel[1]untuk kelas 4 SD.
Dan
ini pertama kalinya saya ngajar kelas 4, karena biasanya saya hanya dapat kelas
SMP atau SMA. Seperti biasa sesi pertama untuk mendekati mereka adalah
perkenalan. Dan perkenalan dengan enam orang anak ini pun dimulai:
“Haloo semua, apakabar?”,
kataku memulai kelas itu.
“Baik Pak”, jawab sebagian
siswa
“Sudah pada kenal saya
belum?”,
lanjutku.
“Belum pak”,
“Masa sih, saya kan
terkenal…”, belum selesai saya ngomong langsung disambut dengan sorakan mereka
seperti ada yang mengomando,
“HUUUUUU…”,
-___-
“OK kalo begitu sebelum
belajar kita mulai alangkah baiknya kita kenalan dulu ya, dan saya pengen tau
dulu kalian satu-satu”,
“OK Pak”, jawab mereka.
“Namamu siapa?”, tanyaku ke Siswa pertama.
“Namaku Febri Pak”
“Wah nama yang bagus, kalo
besar cita-citanya jadi apa?”
“Pengen jadi koki Pak”
“…”.
Sempet
kaget juga mendengar jawaban anak pertama ini. Di sini saya dapat pengetahuan
baru. Selama saya mengajar dan juga saat tidak mengajar ketika menanyakan
tentang cita-cita ke anak kecil lain, baru pertama kalinya mendengar
jawaban seperti ini, yaitu bercita-cita menjadi seorang ‘koki’. Dan dia mengucapkannya
dengan lantang tanpa malu-malu.
Ternyata
sekarang koki juga sudah menjadi pilihan pekerjaan yang menjanjikan.
Orientasinya memang bukan menjadi koki selamanya, tapi menjadi pengusaha restoran tentunya. OK good.
Beralih
ke Siswa kedua:
“Kamu namanya siapa?”,
“Hafidz Pak”,
“Oh… Kalo kamu namanya
siapa?”, tanyaku ke siswa berikutnya.
Tapi belum sempet dijawab,
siswa 2 memotongnya, “Kok aku gak ditanya cita-citanya pak?”, protesnya.
Ternyata dia juga pengen
ditanya tentang cita-citanya. Mungkin pengen nunjukin juga biar temen-temen
sama saya tau apa cita-citanya kelak. Memang biasanya anak seusia mereka maunya
diperlakukan sama dengan teman-temannya. Dan akhirnya semua siswa di situ saya
tanya tentang cita-cita mereka.
“Oh iya lupa”, kataku bilang
pura-pura kalo itu gak sengaja. “Kalo kamu kelak mau jadi apa?”, lanjut saya.
“Mau jadi bola Pak”,
“Hah? Mau jadi ‘bola’?”
“Eh, mau jadi pemain bola
maksudnya Pak hehehe”
“Oh kirain mau jadi bola?
Tapi kalo bayarannya gede mau gak jadi bola?”
“Gedenya berapa Pak? Emm
bola ya Pak, enggak ding Pak, gak mau
ah Pak”, jawabnya sendiri.
“Ya saya do’a kan mudah-mudahan cita-cita kamu
tercapai yaa… Ingin jadi seperti siapa?”.
“Cristiano Ronaldo Pak”.
Ini
yang sekarang lagi tren. Menjadi pemain bola menjadi pilihan sebuah cita-cita
untuk masa depannya kelak.
Lanjuut… Siswa3:
“Namamu siapa?”
“Nama saya Akbar Pak”
“Kamu kalo besar mau jadi
apa?”
“Sama dengan Hafidz Pak, mau
jadi pemain bola”
“Oh… Kalo kamu pemain yang
kamu sukai siapa?”
“Messi Pak (agak lirih)”
“Siapa?”, tanyaku ulang
karena memang kurang denger.
“Messi pak”, jawabnya lebih
keras.
“Oh Messi”,
“Kalo
aku lebih suka MAICIH Pak, enak”, tanpa ditanya Febri nyelonong jawab dan tetep
keukeuh ama yang berhubungan dengan
makanan. Ada-ada aja nih anak hehe….
Next…
Siswa4:
“Kalo kamu namanya siapa
anak cantik?”
“Ayu Pak”,
“Wah namanya bagus sekali… Ayu
sesuai orangnya. Ayu cita-citanya jadi apa?”
“Mau jadi guru Pak”,
jawabnya sambil malu-malu.
“Wow, mulia sekali
cita-citamu”
“Tapi aku maunya jadi guru
kelas satu Pak”
“Lho, kenapa?”
“Iya Pak, soalnya
pelajarannya gampang”
“… J”
Hmm ternyata masih ada yang
mencita-citakan jadi guru juga hihihi… Alhamdulillah…
Next… Siswa5:
“Lah yang manis ini namanya
siapa?”
“Hega”, jawabnya.
“Oh Hega[2],
kalo Hega mau jadi apa anak manis?”,
“Mau jadi desainer”,
Option jawaban yang baru
pernah saya dengar juga nih. Jaman saya sekolah dulu boro-boro ngerti desainer,
paling banter ditanya pengen jadi Polisi Tidur.
Lanjut
siswa terakhir, Siswa6:
“Ini mas ganteng namanya
siapa?”
“Azril”,
“Azril cita-citanya apa?”
“Jadi polisi Pak”
“Kenapa pengen jadi polisi?”
“Itu Pak, pengen nembakin
orang”
“Hah? Wah gak boleh nembak
orang sembarangan gitu. Maksudnya nangkapin orang jahat ya”, lanjutku
meluruskan pernyataannya tadi.
“Hehe… Iya Pak”,
“Baik sekarang saya sudah
kenal kalian, giliran saya yang memperkenalkan diri. Pengen tau nama saya?”
“TIDAK PAAAK”, jawab mereka
kompak.
“ -__- “
*klik.
Saya juga anak manis pak, kok nggak ditanya cita2nya apa? :>
ReplyDeleteoh eh emm maaf kamu nomer absen berapa ya?
Delete