12/18/13
Kutilangku
Dibuang sayang. Tidak tau siapa yang memualai menggabungan dua kata itu. Mungkin pada jaman dulu ada pasutri yang saling menyayangi. Karena sang suami sangat cinta pada kebersihan, maka ketika ada sesuatu yang dianggapnya sampah, dia langsung menyuruh istrinya untuk membuangnya. "Dibuang Sayaaang...".
Ok, lupakan dua kisah pasangan suami istri tadi. Saya juga ngawur.
Yang jelas kata itu saya gunakan karena saya mau nge-share tulisan lama saya yang memang sudah lama. Tulisan ini juga ada di sini, di buku My Amazing Pet . Salah satu bentuk usaha dengan tujuan bisa menyalurkan semangat untuk menyayangi binatang yang ditulis oleh Sary Melati dkk. Oh iya, tulisan ini tidak saya edit, jadi.... ya sudahlah :). Langsung saja ya sayaang....
12/15/13
Moment yang (Sering) Diunggah ke Sosial Media
Hari ini dingin. Bukan karna saya lagi sakit,tapi tadi turun hujan. Turun itu dari atas ke bawah. Kalau sebaliknya, namanya naik. Itulah sebabnya tidak ada naik hujan. Sebenarnya tidak susah bagi Tuhan untuk membuat itu, tapi mungkin Dia tidak mau manusia menjadi bingung dengan itu. Ah, padahal kebingungan itu dibuat oleh manusianya sendiri.
Untuk kota sepanas ini, dingin adalah hal yang sangat menarik. Mungkin bisa jadi menyenangkan untuk orang seperti saya. Bagaimana tidak,
12/1/13
Doktrin Nenek Moyang
"Eh kamu dapat nilai berapa Yu?", tanya Bagas pada Ayu. "Aku cuma dapat 7 nih. Kamu?", "Aku dapet 8". Itu adalah obrolan dari dua siswa setelah hasil ulangan dibagikan. Kenapa ada angka 7 dan 8? Karna gurunya memberi nilai, kalau tidak, mana mungkin ada nilai itu.:) Oke, cara mendapatkan angkanya mungkin yang kita, bukan kita, tapi saya bahas. Itu karna ada cara penskoran nilai yang objektif.
Iya, nilai yang bisa diberi simbol angka hanya bisa untuk penilaian yang objektif. Berbeda dengan menilai kecantikan seseorang. Bagi satu orang mungkin si A cantik, tapi belum tentu bagi orang lain. Bisa jadi malah cantik banget. :)
Musik juga begitu. Tidak ada jenis musik yang lebih bagus atau lebih jelek dari jenis musik satu sama lain. Karna bentuk karya seni tidak bisa dinilai dengan angka. Meski yang namanya nilai ya identik dengan angka. Angka adalah angka, dia hanya sebuah simbol. Simbol yang diciptakan sama nenek moyang kita, dan kita menerima itu, meskipun mungkin dengan cara terpaksa, karna mereka memang memaksa dengan cara yang tidak memaksa.
Sama halnya saat