5/17/14

Topeng Monyet

Suara berisik membangunkan saya dari tidur siang, yang entah lagi mimpi atau tidak saat itu. Yang jelas kalau siang hari dan tidak hujan, Semarang pasti panas. Itu yang bikin tidur, meski tidak lagi mimpi basah, terkadang badan jadi basah. Berisik antara suara riuh anak-anak, juga suara yang timbul dari..... seperti besi yang dipukul.

Karena faktor kepo dan penasaran yang tinggi, juga faktor suhu badan yang meninggi, maka saya putuskan untuk tidur lagi bangun, tanpa harus menunggu lama untuk ngumpulin nyawa yang masih berserakan. Saya langsung menengok ke jendela untuk melihat situasi barangkali membahayakan keselamatan saya. Oke, lebay.

Tapi
suara yg terdengar berisik tadi memang benar dan bukan mimpi. Dan di luar, ada segerombolan anak kecil yang pandangannya terpusat pada seekor monyet. Beneran monyet. Bukan orang yang didandani seperti monyet. Yup, topeng monyet, orang-orang menyebutnya begitu.
Saya tidak tau persis awal mula dinamai topeng monyet. Tapi, dari namanya saja sudah bisa ditebak, kalau kemungkinan dipakainya nama itu, karena para monyetnya dipakaikan topeng pada saat show. Barangkali monyetnya mau nutupin mukanya karena malu kalau dirinya monyet. Ah, kenapa mesti malu? Harusnya yg pake topeng adalah mereka yang pada korupsi. Toh nyatanya, para koruptor itu malah santai-santai saja di depan kamera tanpa memakai topeng. :)

Rombongan topeng monyet itu ada lima orang, eh bukan, empat orang dan satu monyet. Satu orang yang menyuruh si monyet untuk melakukan pertunjukan (atau penyiksaan?) yang dimintanya. Dua orang memainkan sejenis gamelan entah nama pastinya apa -- saya kurang tau -- untuk mengiringi si monyet yang sedang beraksi. Dan seorang lagi yang tugasnya mengumpulkan uang dari yang nonton.

Pada saat saya melihat atraksi itu, sang monyet lagi mengendarai motornya. Iya, monyet itu bolak-balik dengan ditarik (paksa) oleh salah satu orang tersebut. Yang melihat pada sorak, gamelan riuh, tapi saya lihat monyetnya malah terlihat tidak senang. Setelah dirasa cukup, sang pawang mengambil motor-motoran tadi, kemudian memberikan sepotong kain yang dibuat mirip sajadah. Yup, memang itu ternyata digunakan sang monyet untuk ibadah, eh, itu, maksudnya sang monyet melakukan gerakan yang mirip orang sholat. Tepuk tangan pun keluar dari penonton. Kurang lebih lima kali sang monyet -- yang saya lupa menanyakan namanya itu -- melakukan sujud. Hal lain yang dilakukan sang monyet adalah semacam mendorong gerobak yang memang dibuatkan khusus. Entah yang dimaksud gerobak sampah atau apalah, saya juga tidak tau, karna saya bukan monyetnya.

Ada enam macam gerakan yang dilakukan sang monyet untuk menirukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh manusia (selain yang saya sebutkan, kamu pasti sudah biasa melihatnya). Dan itu terlihat lucu. Jadi, barangkali apa yang dilakukan manusia itu akan terlihat lucu di mata para hewan, karena memang benar kata orang, pada dasarnya, manusia itu lucu. Seperti Donal bebek, Micky mouse, Tom, Jery, Scobydoo. Yup, mereka adalah hewan yang bertingkah seperti manusia, dan semuanya lucu. Jika saja mereka bertingkah seperti hewan pada biasanya, pasti tak akan ada kelucuan kan? :)

No comments:

Post a Comment