gambar diambil dr http://serantaunews.com |
Tak memungkiri, terkadang keberadaan tukang parkir justru membuat resah orang-orang yg diparkirinya. Terutama untuk parkir liar. Oh iya, ini yang saya bicarakan parkir motor. Tak sedikit dari mereka hanya memikirkan income yang mereka terima dari pengguna jasanya, tanpa memikirkan tanggung jawab yang (seharusnya) menjadi tanggung jawabnya.
Tunggu. Pengguna jasa? Saya kira kata ini pun tak tepat mewakilinya. Iya, tidak sedikit keberadaan mereka tidak memberikan jasa sedikit pun. Hanya berdiri atau duduk yang saat datang entah di mana, tapi saat yang punya motor mau pergi, tau-tau dia sudah di belakang motor untuk meminta uang.
Berani menarik uang parkir, berarti
berani juga bertanggung jawab atas kejadian yang tidak diinginkan, terutama dengan kendaraan yang berada di bawah pengawasannya. Namun sampai sekarang, adakah tukang parkir liar yang seperti itu? Yang pada saat pemarkir kehilangan kendaraan atau helm mau mengganti? Pun sekedar kehilangan tutup pentil, saya belum pernah melihat ada tukang parkir liar yang mau bertanggung jawab. Jawaban paling banter, dia akan mengelak kalau dia bukan tukang parkir. Atau malah, sebelum ia ditegur, sudah ngacir duluan.
Belum lagi tukang parkir yang saat diberi uang lebih, tak memberi kembalian kalau tak diminta. Pura-pura tidak tau, dan hanya bilang "Maaf, saya kira uang pas."
Bukan tentang uang seribu-duaribu-nya, tapi bagaimana layaknya para pekerja, agar tak menghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan yang lebih tanpa usaha yang sesuai.
Ah, barangkali saya yang terlalu pelit.
Tapi juga gak gitu-gitu amat kok. Sedikit riya, tidak sungkan saya memberi lebih pada tukang parkir yang men-servis klien-nya dengan semestinya. Saat datang dicarikan ruang, ramah, pun saat akan keluar, diberi space agar motor mudah keluar atau bahkan membantu mengeluarkannya, dan terakhir yang paling penting: tidak meminta tarif harus sekian. Saya ingatkan lagi, ini membicarakan tukang parkir liar. Sering kan ada tukang parkir yang meski sudah diberi (sesuai dengan tarif resmi pada umumnya), ada yang meminta lagi karna 'kurang', katanya. Ini tak ubahnya 'tukang palak' yang berkedok menjadi tukang parkir.
Terkadang ada waktu di mana uang yang kita bawa tak ada uang kecil. Nah ketika diberi uang gede, tukang parkirnya tidak ada kembalian. Tukang parkir yang orangnya baikan, akan bilang, "Oh, ya gak papa mas, bawa aja", sambil senyum, meski sudah melayani kita dengan susah payah. Nah, tukang parkir-tukang parkir yang seperti ini yang kalau saya datang lagi, akan saya kasih lebih di kemudian hari.
Bahkan ada lho tukang parkir yang sambil bawa payung, memayungi setiap yang datang sampai di gedung agar tak kepanasan/kehujanan. Untuk memberi jasa parkir yang seperti itu, kita pun tak merasa sungkan, karna sesuai dengan jasanya.
Tapi, masih ada kan ruang di hatimu untuk memarkir hati ini? *krik
Tapi, masih ada kan ruang di hatimu untuk memarkir hati ini? *krik
No comments:
Post a Comment