5/2/12

Terima kasihku...

Terima kasihku…ku ucapkan…
Pada Guruku…yang tulus…
Ilmu yang berguna…slalu dilimpahkan…
Untuk bekalku nanti…

Sepenggal bait lagu itu mengalun dari suara tim paduan suara ketika upacara berlangsung. Buatku, nada serta lirik lagu ini punya aura tersendiri. Dan sampai sekarang pun setiap mendengar lagu ini punya rasa yang berbeda dari lagu nasional lainnya (saya juga pernah nge post tentang “musik dilihat dari sudut pandang lain” klik disini). Gak tau kenapa, mungkin lagu ini selalu mengingatkan saya pada guru-guru yang mau memberikan ilmunya tanpa ada sedikit pun yang ingin disembunyikan. Dan saya merasakan seolah kalo saya meraba, mereka selalu bilang: “Kalo kamu mau, ini lho semua ilmu yang Bapak/Ibu punya ambil semua”. Sikap itu terlihat ketika beliau-beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijukan temen-temen waktu sekolah dulu. Mereka begitu sabar melayani kami yang terus menggali ilmu yang mereka punya, walaupun tidak jarang dari kami membuat masalah di kelas yang bikin mereka sedikit menaikkan tensi darahnya, yang kadang juga kami mendapat ganjaran dari apa yang kami perbuat, penghapus melayang, kena cubit, atau sekedar dimarahi. Ya itulah bentuk rasa sayang mereka kepada kami.
Satu per satu sosok yang sudah mentransfer ilmunya kepadaku itu muncul di otakku. Memoriku kembali ke masa lalu. masa dimana seragam masih menempel di badan. Masa dimana setiap hari dipertemukan dengan banyak temen. Masa dimana
disuruh maju ke depan kelas, dan bangga memperlihatkan jawaban yang baru saya tuliskan di depan kelas. Masa dimana setiap hari menunggu-nunggu “ilmu apaaa ya yang akan di beri Bapak/Ibu guru hari ini?”. Masa dimana masa itu tidak akan kita temukan di kesempatan lain dan akan selalu kita ingat dan kita rindukan kenangannya.
Setiap hariku dibimbingnya…
Agar tumbuhlah bakatku…
Kan ku ingat slalu…nasehat guruku…
Terima kasihku ku ucapkan…

Lagu itu masih terngiang di telingaku. Memoriku masih menyusuri kenangan yang saya lalui saat belejar di sekolah dulu. Tentang beberapa sosok guru terutama yang pernah mengajarku. Sosok yang menjadi panutan untukku dan temen-temenku. Sosok yang selalu mengayomi di saat kita butuhkan. Sosok yang mengenalkan saya pada bentuk huruf, angka, serta simbol-simbol lainnya, sehingga saya bisa menirukan untuk menuliskannya kembali seperti saat ini. Sosok yang dengan sabar mengajariku bagaimana membaca huruf-huruf lalu merangkainya menjadi sebuah kata dan merangkainya lagi menjadi sebuah kalimat sehingga bermakna satu sama lain. Sosok yang membuatku bisa menjumlah, mengurangi, mengali, serta membagi bilangan-bilangan yang setidaknya saya tidak bisa ditipu.
Bagaimana ya kabar beliau-beliau sekarang? Tidak semua saya tau kabarnya, karena sebagian ada yang pindah tugas sudah lama. Terlintas beberapa guruku yang sudah wafat. Sosoknya begitu nyata dipikiranku saat beliau memberikan nasehat-nasehat yang terus saya inget. Dan saya hanya bisa berdo’a semoga beliau-beliau yang sudah wafat dilapangkan kuburnya, diterima semua amal ibadahnya, dan dimuliakan di alam sana karena ilmu-ilmunya yang terus mengalir. Saya masih inget pelajaran yang diberikan guru agama dulu bahwa “akan putus semua amalannya ketika ia meninggal dunia kecuali 3 hal, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang shaleh.” Serta untuk guru-guruku yang masih semoga selalu diberi kesehatan, dimuliakan hidupnya, serta diridhoi dan dalam lindunganNya. Amiin…
Ini memang bukan upacara hari Senin seperti biasa. Ya, biasanya upacara mingguan (yang sekarang banyak dilakukan di sekolah dan juga instansi pemerintahan setiap bulan sekali) itu, dalam susunan acaranya tidak ada menyanyi lagu selain pada saat pengibaran bendera dan waktu mengheningkan cipta. Hari ini juga bukan tanggal 17, karena upacara bulanan itu memang biasanya juga di lakukan setiap tanggal itu. Sekarang adalah tanggal 2 Mei. Ada yang tau tanggal itu diperingati hari apa? Yup bener,  2 Mei bagi bangsa Indonesia diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional.
Kenapa harus tanggal 2 Mei? Sebenarnya tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara. Seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia dan juga pelopor Pendidikan bagi kaum pribumi. Ki Hajar Dewantara sebenarnya dilahirkan dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, dan beliau berasal dari keluarga keraton Yogyakarta. Lahir di Jogja tgl 2 Mei 1889 dan wafat tanggal 26 April 1959. Beliau adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi rakyat jelata untuk memperoleh pendidikan. Beliau juga yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan yang pertama di Indonesia. Karena kepeduliannya terhadap pendidikan di negara inilah sehingga tanggal kelahirannya di peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Masalah yang dihadapi dulu ketika bangsa ini belum merdeka adalah terbatasnya masyarakat untuk bisa mendapatkan pendidikan. Karena di jaman penjajahan dulu hanya golongan bangsawan saja yang bisa sekolah. Dimulai dengan berdirinya taman siswa itulah pergerakan di dunia pendidikan mulai diperjuangkan. Dan kini perjuangan melawan keterbatasan itu sebenarnya masih ada hingga sekarang. Sering aku melihat berita di stasiun TV ternyata masih ada anak-anak di usia yang seharusnya dia sekolah masih harus mengumpulkan rupiah demi memperjuangkan kehidupan keluarganya.
Di sisi lain pernah juga melihat sekolah yang sebenarnya tidak layak jika disebut sekolah, karena memang kondisinya yang sangat memprihatinkan. Bagaimana belajar akan konsentrasi jika saat belajar masih was-was memikirkan bagaimana jika ntar tembok runtuh, genteng jatuh. Belom lagi ada kondisi yang sarana untuk mencapai ke sekolah harus berjalan berpuluh kilometer, harus mendayung sampan untuk mengarungi sungai yang jaraknya tidak pendek dan bahkan ada yang harus menyeberang melawan derasnya arus untuk mencapai sekolahnya itu. Yah seperti itulah kondisi nyata yang sarana dan prasarana belum merata sepenuhnya di negara tercinta ini. Hal-hal seperti ini lah yang masih harus di perjuangkan oleh pemerintah agar generasi bangsa ini memperoleh hak yang sama dalam menikmati pendidikan.
Dari dalam sistem pendidikannya tidak sepenuhnya juga kita bisa bernafas lega. Penjajahan sebenernya masih terus harus kita lawan. Bukan lagi berperang berjuang seperti yang pejuang kemerdekaan dulu. Tapi dengan berkembangnya teknologi, informasi apapun secara tidak langsung dengan bebas masuk ke sistem pendidikan. Teknologi memang seperti mata pisau, bila kita menggunakannya dengan benar maka akan memudahkan pekerjaan kita, namun bila kita salah dalam menggunakannya, ya sudah, bukannya bermanfaat tapi malah membuat masalah yang akan membahayakan diri kita sendiri.  Kita sendiri yang harus berjuang menyaring mana yang kita butuhkan dan mana yang tidak.
Bagi kita yang berada di lingkungan yang sudah mendukung, bersyukurlah. Manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karana setidaknya kita sudah selangkah atau beberapa langkah bahkan lebih dulu maju daripada temen-temen kita yang masih harus susah payah untuk bisa sampai di sekolah mereka. Bahkan saya pernah liat ada sekelompok anak yang harus berjalan kurang lebih 15 km untuk menuju ke sekolahnya, mereka berangkat pagi-pagi buta sebelum matahari keluar menerangi bumi. Sementara kita jam segitu masih enak tidur mungkin. Artinya kalo kita mau bangun jam segitu, kita masih bisa menyiapkan segala sesuatu untuk pelajaran hari itu. Kita bisa gunakan untuk sekedar membaca, atau belajar.
Untuk para siswa, mahasiswa, orang tua, guru, dosen, tenaga kependidikan dan siapa saja yang berkecimpung di dunia pendidikan selamat Hari Pendidikan Nasional. Semoga apa yang menjadi cita-cita para pejuang dan pelopor pendidikan di Indonesia dapat terwujud sehingga menjadikan bangsa ini menjadi kuat dan tidak kalah dengan negara besar lain.. Untuk pemerintah, semoga bisa memfasilitasi sekolah-sekolah di Indonesia agar bisa menekan serta membantu biaya operasional secara merata, dan memperbaiki infrastruktur khususnya untuk sekolah-sekolah yang terpencil, sehingga semua kalangan bisa menikmati pendidikan sesuai dengan cita-cita awal pendiri bangsa ini. Amiin…
Selamat Hari Penndidikan Nasional.

2 comments:

  1. artikelnya dalem banget masbro dan sangat bermanfaat ^_^ thanks ya masbro atas infonya :) #SalamBlogger

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahaha... Sumur mas, dalem.
      Alhamdulillah kalau bermanfaat. :)
      Salam balik.

      Delete