11/8/12

fakta seputar "meeting"


Bekerja di instansi apapun, semua karyawan dari posisi yang paling bawah sampai big bos, bahkan yang punya perusahaan sekalipun, pasti ngelakuin yang namanya rapat.
Rapat dilakukan sebagai koordinasi antar pegawai. Antara atasan dengan bawahannya, ataupun antar teman sejawat.
Untuk mengawali sebuah pekerjaan, dimulai dari kegiatan ini. Apa yang akan dilakukan? Pembagian tugasnya bagaimana? Adakah perubahan pola bekerjanya? Dan sebagainya disusun berdasarkan hasil rapat ini.
Di samping sebagai pembuka atau langkah awal dalam sebuah pekerjaan, rapat ini juga dilakukan saat proses kerja itu berlangsung. Hal ini ditujukan sebagai pengontrol sampai sejauh mana perkembangan pekerjaan itu berlangsung. Apakah ada kendala atau tidak. Yah... pokoknya sebagai koordinasi berjalannya pekerjaan itu.
Setelah semuanya selesai, hasil kerja dievaluasi di rapat terakhir. Yup, di rapat penutupan ini pertanggungjawaban pekerjaan dilaporkan.

Nah, dalam rapat yang diikuti banyak macam orang ini, saya amati ada beberapa ciri khusus di masing-masing individu peserta rapat. Berikut saya kelompokkan dalam beberapa tipenya.

ü  Pertama adalah Tipe Pendengar Setia.

Tipe ini adalah tipe kebanyakan peserta rapat. Tipe orang yang nggak mau ribet. Apapun temanya, siapapun pembicaranya, minumnya, eh, orangnya gak peduli. Yang penting dia nggak absen dalam rapat. Masalah hasilnya apa, tinggal ngikut aja.
Misalkan di rapat itu sang atasan lagi bahas tentang pemotongan gaji pegawainya, mungkin dia juga ngikut.
“Emm… sebelumnya saya minta maaf saudara-saudara, mulai bulan depan gaji kalian dipotong. Bagaimana Pak Di, ada usulan?”,
“Tidak ada Pak, saya setuju”.

ü  Kedua, Tipe Penyanggah.

Tipe ini kebalikan dari tipe yang pertama. Apapun yang dikatakan si pembicara, selalu disanggahnya. Pokoknya dalam prinsipnya, ‘Kalau nggak protes mending nggak usah ikut rapat sekalian’.
"Saudara-saudara ada berita baik nih. Mulai bulan depan gaji kalian dinaikkan. Bagaimana Pak No, ada sanggahan?”, 
“Tidak bisa Pak!!!”, 
“Tidak mau dinaikkan gajinya Pak?”, 
“Tidak bisa dipercepat mulai sekarang saja Pak dinaikkannya?” 
“Wedhos…”. 


ü   
Ketiga, Tipe Pemberi Usulan.

Meskipun sama-sama cerewet dalam rapat, tapi tipe ini ama tipe sebelumnya beda. Kalo tipe kedua hanya menyanggah, hanya memprotes, gak pernah ngasih solusi apapun. Tapi kalo tipe ketiga ini, kadang ngasih usulan yang bagus, meski kadang juga usulannya gak mutu. Dalam prinsipnya ‘Aku harus bicara setiap ada rapat, biar kelihatan cerdas’.
Moderator: “Bagaimana Ibu-Bapak, ada usulan?”
Pak Usu: “Oh tentu ada Pak, saya”,
Moderator: “Oh iya silahkan”, 
Pak Usu: “Saya punya usulan bagaimana agar kantor kita lebih maju lagi dan berbeda dari yang lain, setiap hari Minggu kita masuk Pak?”
Peserta Rapat: *lempar sepatu*

Terus saya masuk tipe yang mana? Yah kalo saya sih bisa masuk ke semuanya, karena hidup harus seimbang (ciee bahasanya).
Jadi orang harus jadi pendengar yang baik. Dengan adanya tipe pertama, rapat juga menjadi cepat selesai, dan berarti cepat pulang juga hehe….
Suatu pekerjaan juga harus ada yang memonitoring. Sehingga gak sembarangan dalam melakukannya. Tipe kedua yang berperan di sini. Semacam pengontrol gitu.
Kalo gak ada masukan, pekerjaan akan biasa-biasa saja. Gak ada perubahan yang baik. Nah tipe ketiga ini yang membantu itu.
Rapat yang kelamaan juga akan menjemukan pesertanya. Nah biasanya kalo udah bosen mereka mulai gelisah, pengennya cepat-cepat selesai. Nah ciri-ciri orang yang udah gak betah itu bisa dilihat dari gerak-geriknya. Apa saja itu?
Ø  Dari cara duduknya udah beda ama peserta yang laen.
Bukan posisi duduknya yang sambil koprol ato jongkok. Tapi biasanya kalo udah gak betah, duduknya pasti gak tenang. Badan atau pun pantatnya gerak-gerak terus, persis kayak cacing kepanasan.
Ø  Melakukan hal-hal yang (sebenarnya) gak penting.
Seperti misalnya gerak-gerakin bolpoint, mukul-mukul meja, pura-pura sms-an padahal cuma buka kunci-ngunci-buka lagi-ngunci-buka lagi, begitu seterusnya. Bisa juga ngitungin kancing baju, ato ngerikitin kertas (kalo ini saya karang-karang sendiri, hehe).
Ø  Mulai ngajak ngobrol temen di sebelahnya.
Nggak hanya siswa saja yang suka ngobrol saat pelajaran berlangsung. Orang ternyata gurunya juga sama. Dan penyebab keduanya kelihatannya juga sama.
Ø  (Berlagak) Dapet Telepon.
Kalo ada orang yang saat rapat, tiba-tiba kok teleponnya bunyi. Sebenarnya itu gak sepenuhnya bener suara telepon masuk. Memang ada yang beneran dapat telepon penting. Tapi ada juga yang dibuat-buat. Maksudnya? Iya, kadang ada yang sms dulu ke temen ato sodaranya untuk segera telepon. Jadi kelihatannya dia di telepon.
Dan ada yang lebih parah. Ringtone dia bunyikan sendiri, trus telepon pura-pura diangkat sambil ngomong “Halo” tentunya. Tapi ini bisa dideteksi apakah dapet telepon beneran apa enggak dari volume suaranya. Orang yang dapet telepon palsu biasanya volume suaranya lebih keras dari volume orang yang dapet telepon beneran. Jadi persis seperti orang gila yang ngomong sendiri.
Ø  Kasih applause untuk si penceramah.
Ada dua kemungkinan orang bertepuk tangan saat si penceramah/pemimpin rapat bicara. Pertama karena emang materi yang disampaikan baik dan menarik, sehingga pantas untuk diberi reward itu. Kedua karena peserta rapat/seminar udah jenuh untuk mendengarkan ceramahnya.
Nah alasan yang ke dua ini nih yang dilakukan jika hampir semua pesertanya udah gak betah. Mereka bersekongkol meski tanpa ada rapat/diskusi sebelumnya. Dengan sebuah kode satu tepukan, yang laen ikut ngedukung dengan ikut menyumbang tepukan tangannya juga, dan berharap si penceramah puas dan sadar akan kode yang diberikan itu untuk segera turun.

Kenapa kelihatannya saya paham bener tentang kode-kode itu? Yah, itu hanya kebetulan saja. Saya gak akan bilang kalo semua itu udah pernah saya lakuin.
Indikasi kalo orang yang ngebaca tulisan ini termasuk golongan itu, mereka akan senyam-senyum sendiri saat baca. Dan kalo ada yang bilang “Ih gak gitu juga kallii?” ato “Ih aku enggak deh”, tapi agak ngotot bahkan sampai tidak mengakui, itu malah memperlihatkan keanggotaannya. Hehe….

2 comments:

  1. Hahahha... bener Nih jadi ketawa sendiri waktu baca.
    Saya kalau udah bosan rapat biasanya gambar2 gak jelas trus kalau ada pertanyaan/usulan asal setuju aja. Yang penting rapat segera selesai. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... Nih bos, anak buahmu suka gini nih...

      Delete