"Hey, gimana kabarnya nih?", sms dari teman yang memang sudah lama tidak saling sapa.
"Alhamdulillah kabar baik, berkat doamu.", balas saya.
Kata 'berkat doamu' selalu saya tambahkan apabila ada yang menanyakan tentang kabar ke saya. Itu adalah satu bentuk ucapan terima kasih saya kepada teman-teman saya yang selalu menyempatkan waktunya sejenak hanya untuk mendoakan saya. Kalau pun tidak, itu adalah bentuk pengingat untuk teman-teman saya agar (akhirnya) mendoakan saya, atau lebih tepatnya memaksa agar didoakan. :)
Bentuk kalimat atau jawaban tambahan-tambahan ini saya yakin tidak hanya saya saja yang melakukan hal ini. Banyak.
Memang, tak sedikit seseorang cenderung akan memberikan jawaban lebih, dari sekedar apa yang ditanyakan. Mungkin itu karna pada dasarnya, manusia itu suka memberi daripada menerima. Baik sih, jika saja memberi ini berupa santunan materi, apalagi untuk orang yang benar-benar membutuhkan. Tapi, jika bentuk pemberian dalam bentuk ucapan/omongan gimana? Itu juga tergantung dari orang yang menerimanya. Iya, bagaimana sikap orang yang mendapatkan kelebihan itu. Ada yang bersyukur karena ia mendapat ilmu baru dari sang pemberi. Baiknya sih memang gitu. Ih, tapi kalau yang diberikan omongan jelek?
Bagi orang yang suka
"Alhamdulillah kabar baik, berkat doamu.", balas saya.
Kata 'berkat doamu' selalu saya tambahkan apabila ada yang menanyakan tentang kabar ke saya. Itu adalah satu bentuk ucapan terima kasih saya kepada teman-teman saya yang selalu menyempatkan waktunya sejenak hanya untuk mendoakan saya. Kalau pun tidak, itu adalah bentuk pengingat untuk teman-teman saya agar (akhirnya) mendoakan saya, atau lebih tepatnya memaksa agar didoakan. :)
Bentuk kalimat atau jawaban tambahan-tambahan ini saya yakin tidak hanya saya saja yang melakukan hal ini. Banyak.
Memang, tak sedikit seseorang cenderung akan memberikan jawaban lebih, dari sekedar apa yang ditanyakan. Mungkin itu karna pada dasarnya, manusia itu suka memberi daripada menerima. Baik sih, jika saja memberi ini berupa santunan materi, apalagi untuk orang yang benar-benar membutuhkan. Tapi, jika bentuk pemberian dalam bentuk ucapan/omongan gimana? Itu juga tergantung dari orang yang menerimanya. Iya, bagaimana sikap orang yang mendapatkan kelebihan itu. Ada yang bersyukur karena ia mendapat ilmu baru dari sang pemberi. Baiknya sih memang gitu. Ih, tapi kalau yang diberikan omongan jelek?
Bagi orang yang suka