Mulai hari Sabtu siang (6 Juli
2019) suhu tubuh Frea naik turun. Hari Seninnya kami putuskan membawanya ke
dokter keluarga karena suhu tubuhnya yang masih naik turun meski volume minum
Frea sudah ditambah. Dokternya meminta kami untuk mengecekkan lab darah Frea.
Dan malam itu juga hasilnya saya konsultasikan.
Hb-nya turun dan ada gejala tipes
katanya. Maka kemudian Frea dibuatkan rujukan ke dokter spesialis anak untuk
penanganan lanjutan. Esoknya kami membawa Frea ke dokter anak dengan
menunjukkan hasil lab. Frea diperiksa. Ada radang juga di tenggorokannya.
Untungnya tidak sampai rawat inap. Dokter hanya memberikan resep obat dan
meminta kami kembali 3 hari lagi untuk kontrol.
Begitu terima obat, saya langsung
bingung. Apa yang ada di pikiran saya adalah bagaimana meminumkan obat-obat itu
ke Frea? Saya sudah pernah cerita di postingan sebelumnya kalau Frea tipe anak
yang susah sekali untuk meminum obat, bahkan ketika obat itu sudah ditelan
sampai perut, dia bisa memuntahkannya. Saya benar-benar kepikiran. Padahal obat
itu ada yang harus dihabiskan agar bisa sembuh.
Benar. Kekhawatiran saya terjadi saat kali
pertama meminumkan obat itu
ke Frea. Dia benar-benar menolak untuk meminum obatnya. Akhirnya kami
mengeksekusi dengan cara memaksanya. Saya bertugas memegangi tangan dan
tubuhnya agar tak bisa bergerak, sementara ibunya menyuapkan cairan obat yang
ada di sendok. Sudah pasti dia menangis dan meronta. Kami kewalahan. Obat yang
sudah masuk di mulutnya dia semburkan dan sebagian keluar.
Malamnya, saat tidur Frea
mengigau seperti sedang menolak sesuatu. Lebih dari 3 kali. Saya menduga dia
bermimpi sedang dipaksa minum obat seperti saat minum tadi. Saya jadi kasihan,
juga bingung, bagaimana caranya besok dia mau minum obat lagi tanpa harus
dijegal yang barangkali sampai terbawa mimpi. Kami memang tak pernah
memperlakukan Frea dengan begitu memaksa seperti saat minum obat tadi itu,
karena dia tipe anak yang bisa dikasih tau.
Esoknya saya meminta ibunya untuk
tidak melakukan penjagalan lagi ke Frea. Kami negosiasi baik-baik ke Frea. Kami
tak berharap banyak hasilnya ada kesepakatan, mengingat bagaimana pergumulan
Frea dengan obat selama ini. Tapi tanpa kami duga, Frea menerima kesepakatan
yang kami negosiasikan itu. Frea mau minum obat tanpa harus dipegangi hanya
dengan syarat, dia minta sebelum dan setelah minum obat, minum sari kurma
terlebih dahulu. Tentu saya girang bukan main, karena sari kurma juga merupakan
salah satu ikhtiar kami untuk menaikkan kadar Hb-nya. Dan untungnya waktu
mengenalkan rasa sari kurma itu, saya tak salah langkah. Dia menyukainya.
Keren, Fre.
Alhamdulillah hari ini sudah tak
panas lagi. Lekas pulih kembali ya, Fre. Besok pagi kontrol untuk memastikan
kesembuhannya. Minta doanya semua. Timatatih.
No comments:
Post a Comment