8/5/19

Om Wignyo



Perawakannya tinggi-besar, hidungnya mancung dengan rambut klimis lurus. Terus terang saya tak begitu mengenal Om saya itu karena intensitas ketemu saya dengannya yang memang hanya—paling setahun sekali. Itu pun hanya sehari dua hari. Beberapa kali ngobrol saja dengan beliau. Namun dari pertemuan-pertemuan itu, ditambah dengan cerita dari saudara-saudara saya yang lain, secuil hal saya bisa menggambarkan bagaimana sifat beliau.

Penyabar adalah sifat pertama yang bisa saya tangkap. Dari caranya berbicara, bagaimana berkomunikasi dengan putri-putri dan istrinya, saya bisa merasakan begitu sabarnya beliau. Yang menguatkan lagi, beliau adalah orang yang amat sayang dan menyukai anak kecil. Ya, semua anak kecil, bukan hanya anaknya sendiri. Terbukti saat setiap kali anak kecil menangis dan digendong beliau, selalu bisa tenang kembali.

Pernah suatu kali, keponakan saya
yang berumur belum genap setahun menangis malam-malam. Otomatis, ibunya menggendong si kecil, tapi saat itu tangisnya tak kunjung berhenti. Ayah si kecil pun ikut menggendong, namun masih saja menangis. Keluarga masih berkumpul saat itu, karena ada satu saudara yang sedang punya hajatan. Juga Om Wignyo, suami dari Bulik saya. Dan akhirnya, Bulik membangunkan suaminya itu untuk membantu menenangkan keponakan saya itu. Benar, Hisyam langsung diam begitu Om Wignyo menggendongnya.

Sifat mulia lain yang menempel di diri beliau adalah rendah hati. Memang, sudah semestinya yang muda menghormati yang lebih tua. Itu adalah adab. Salah satu cara menghormati orang tua adalah dengan mendatanginya untuk sekadar bersilaturahmi. Namun tak ada salahnya juga jika yang tua mendatangi yang muda karena mungkin memang ada kesempatan dan bisa. Meski masih ada juga orang tua yang kolot, Om dan Bulik saya bkan tipe yang kolot itu. Dan beliau mau mendatangi saya yang notabene adalah hanya keponakannya, yang juga jauh lebih muda.

Sugeng tindak Om Wig. Bahagia di sana. Juga semoga Bulik dan anak-anak selalu diberi kekuataan, ketabahan dalam menerima semua takdirNya.

Untuk Om Suwignyo bin Muhammad Kaparwi Al Fatihah....

No comments:

Post a Comment