12/31/19

Ngaji

Kemarin Frea kami daftarkan mengaji di sebuah TPQ, dan hari ini adalah hari pertamanya memulai mengaji. Ini adalah bentuk ikhtiar yang kami lakukan sebagai orang tuanya. Bentuk tanggung jawab atas apa yang telah dititipkan dan diamanahkan memiliki Frea.

Tiap kali Frea diajari ngaji Ibunya, meski sambil bermain, dia tak pernah fokus dan lama. Selalu saja mencari mainan lain. Mungkin karena sudah biasa bermain bersama. Kalau boleh jujur, ada rasa ketakutan dalam diri saya jika sampai tak bisa mendidiknya. Tapi semoga itu hanya sebatas ketakutan saja. Tak lebih. Mudahkan dalam memberikan pendidikan untuknya ya Rab.

Anak bisa mengaji dan rajin beribadah, adalah harapan semua orang tua muslim. Tak luput kami. Selain faktor utamanya tentu bentuk tanggung jawab kepadaNya, juga apabila boleh meminta, kelak doa anaklah yang hanya kami harapkan. Dan itu adalah bonusnya. Saya sadar, saya tak boleh menuntut itu. Tapi saya rasa tak ada yang salah dari berharap dan berdoa.

Reaksi pertama saat Frea diberi tau bahwa dia akan ke tempat ngaji:
"Di tana
ada ayun-ayun, ndak?
"Di tana, ada mainan, ndak?
"Di tana, ada tatototan (prosotan), ndak"
Frea mencecar saya dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Diulang-ulang.
Saya hanya senyum dan geleng-geleng kepala, "Bapak ndak tau, Fre, di sana ada mainan atau tidak. Nanti kita lihat ya..."
Mendengar jawaban saya, dan entah apa yang ada di pikirannya, dia lantas mengucapkan sebaris doa, "Temoga di tana ada tatototan ya Allah..."

Tampaknya, kebaikan berpihak pada Frea, juga akhirnya kepada kami--orang tuanya. Di tempat ngaji ada mainan yang tadi disebutkan Frea. Sehingga dia cukup senang saat berada di sana.

Tak banyak keinginan dan harapan Bapak di hari pertamamu mengaji, Fre. Kamu bisa bermain dengan teman-teman yang baru kamu temui, juga bisa berkomunikasi dengan guru ngajimu tanpa Bapak dan Ibu temani, sudah lebih dari cukup. Dan alhamdulillah kamu bisa. Semoga tak cuma hari ini. Besok, lusa, dan hari-hari mendatang kamu bisa belajar dengan baik.

Seusai ngaji dan baru berjalan beberapa langkah dari pintu kelas, dia berucap: "Pak, Peya mau tatototan lagi, boleh?"

No comments:

Post a Comment