Ibunya pulang membawa sebuah dus besar, diantar temannya. Saya dan
Frea sedang bermain. Saya tengkurep di balik tempat duduk yang ada di teras
rumah, sehingga jika dari arah depan tidak terlihat. Dan Frea berdiri di atas
punggung saya sambil pegangan tempat duduk tentunya agar tak terjatuh.
Saya bilang ke Frea, "Bapak ngumpet ya. Biar nanti Ibu ndak
lihat." Frea cekikikan. Apalagi pas ibunya datang, dia ngakak.
Sebenarnya itu adalah taktik saya yang hari ini terasa sangat
pegal di bagian punggung. Taktik di mana saya bisa bermain dengan Frea sambil
rebahan, juga ternyata Frea sudah bisa membantu saya memijit punggung dengan
cara menginjaknya. Keuntungan dobel bagi saya.
"Apa itu, Bu?" tanya Frea sambil mendekat dan mencoba
membuka kardusnya.
"Eh, bentar-bentar. Hati-hati yaa. Ini kue buat Frea. Selamat
ulang tahun," ucap ibunya sambil mencegah tangan Frea yang akan memegang
kardus. "Frea mandi dulu sana, nanti potong kuenya."
"Iyaa... Mandi tama Bapak. Yuk!" ajak Frea penuh
semangat sambil menarik tangan saya menuju kamar mandi.
Saya memandikannya. Seperti biasa, sambil mandi, bermacam kalimat
dia ucapkan, entah memberikan informasi ke saya, menyanyi, bergumam, atau
bertanya sesuatu.
"Pak, nanti Peya ulang taun. Nanti, habit itu Bapak tepuk
tangan, ya?"
Saya mencoba mencerna maksud dari ucapannya. Barangkali maksudnya:
Frea nanti tiup lilin dan potong kue diiringi nyanyian 'selamat ulang taun'
lalu setelah itu, saya (dan orang yang ada di sana) lalu tepuk tangan.
Begitulah Frea. Dia sudah mulai bisa mengatakan sesuatu dengan
(lumayan) baik dan (lumayan) jelas seiring bertambah usianya yang tepat hari
ini genap berusia 3 tahun hitungan Masehi.
Sehat dan mulia selalu, Nak. Love you.
Semarang, 10 September 2019.
No comments:
Post a Comment