12/31/14

Tradisi Basa-Basi ?

"Hey, gimana kabarnya nih?", sms dari teman yang memang sudah lama tidak saling sapa.
"Alhamdulillah kabar baik, berkat doamu.", balas saya.

Kata 'berkat doamu' selalu saya tambahkan apabila ada yang menanyakan tentang kabar ke saya. Itu adalah satu bentuk ucapan terima kasih saya kepada teman-teman saya yang selalu menyempatkan waktunya sejenak hanya untuk mendoakan saya. Kalau pun tidak, itu adalah bentuk pengingat untuk teman-teman saya agar (akhirnya) mendoakan saya, atau lebih tepatnya memaksa agar didoakan. :)

Bentuk kalimat atau jawaban tambahan-tambahan ini saya yakin tidak hanya saya saja yang melakukan hal ini. Banyak.
Memang, tak sedikit seseorang cenderung akan memberikan jawaban lebih, dari sekedar apa yang ditanyakan.  Mungkin itu karna pada dasarnya, manusia itu suka memberi daripada menerima. Baik sih, jika saja memberi ini berupa santunan materi, apalagi untuk orang yang benar-benar membutuhkan. Tapi, jika bentuk pemberian dalam bentuk ucapan/omongan gimana? Itu juga tergantung dari orang yang menerimanya. Iya, bagaimana sikap orang yang mendapatkan kelebihan itu. Ada yang bersyukur karena ia mendapat ilmu baru dari sang pemberi. Baiknya sih memang gitu. Ih, tapi kalau yang diberikan omongan jelek?

Bagi orang yang suka

Kutu Buku = Culun ?

Miko punya kebiasaan bahwa setiap pagi dia harus membaca sekurang-kurangnya 20 lembar halaman buku atau apa pun yang bisa dibaca. Kebiasaan membaca itu sudah berlangsung sejak dia masih duduk di kelas 1 SMP lantaran dia penasaran dengan pemulung yang setiap berangkat ke sekolah, dia melihat aktifitas membaca itu. Sebenarnya, ayahnya setiap hari juga berlangganan koran, tapi tak pernah sekali pun dia membaca satu judul artikel yang ada di koran itu. Bahkan menyentuhnya saja tidak, kecuali jika ayahnya memintanya mengambilnya dari halaman rumahnya atau sekedar untuk memukul nyamuk yang menghinggapi tubuhnya.

"Ke kantin yuk!",

Ritual Tahun Baru

Mengintip kalender sebentar, dan ini adalah akhir bulan Desember, bulan di mana di sana diawali dari tanggal 1 dan berakhir di tanggal 31 (Ok, ini jelas informasi tidak penting. Abaikan.)
Bulan Desember adalah bulan yang keberadaannya begitu penting menurut saya. Bayangkan saja, jika keberadaan bulan ini tidak ada, maka jumlah bulan dalam satu tahun ini jadi ganjil. Ia menjadi 11 bulan. Dan ini berarti bertentangan dengan apa yang sudah kita pelajari selama ini.
Yang jelas, Desember adalah bulan terakhir dalam satu tahun masehi. Berarti juga ada tanggal terakhir sebelum bergantinya tahun. Pergantian tahun ini banyak digunakan orang-orang sebagai batas dalam melakukan evaluasi, apakah target-target

12/13/14

Kurir Tulisan

Semakin menjamurnya aplikasi untuk berkirim pesan, semakin memudahkan juga seseorang untuk berkomunikasi. Ini menjadi semakin menarik karena para pengguna dimanjakan dengan bermacam fiture pelengkap dalam berkirim pesan tersebut. Iya, tidak hanya tulisan yang akan dikirim, tapi juga bisa menambahkan foto, gambar, suara, maupun video. Para penyedia layanan pun berlomba melengkapi fiture-fiture tambahan demi menarik pemakainya agar semakin banyak.

Pemakai layanan ini pun seolah-olah menjadikannya sebagai gaya hidup. Jadi, misalkan

10/31/14

SMSpreneur

Kemarin, adik saya sms. Tidak seperti sms biasanya yang menanyakan mau pulang kapan, atau minta dijemput atau diantar untuk ke suatu tempat, tapi smsnya begini: "Mas, laundry di tempatku dapet diskon." Tidak saya gubris langsung sms-nya. Bukan apa-apa, disamping saat itu keadaan yang tidak memungkinkan untuk membalas karena lagi (sok) sibuk, juga karena hal yang disampaikan bukan hal yang mendesak. Mendesak di sini berarti sangat penting bagi kelangsungan hidup saya, misalnya begini, "Mas, ini dapet syukuran kue dari ibu kost.", atau "Mas, ini aku beli sate kebanyakan, tolong habisin yaa.". Nah, untuk urusan ini, adalah urusan yang sangat urgent bagi saya. Siapa saja yang

10/30/14

Permak Laundry

Nge-judge sesuatu yang jelek, baiknya tidak dilakukan. Apalagi hal yang masih bersifat duniawi.
"Gak ada yang kekal bro selain Dia.", kata teman saya.
Benar juga sih. Sejelek-jeleknya suatu benda, juga bakal ada manfaatnya kalau dipandang dari sudut lain, mungkin. Atau memang mau mencari apa-apa yang bisa diambil manfaat darinya. Seperti ketombe misalnya. Bagi kebanyakan orang, adanya ketombe akan mengganggu aktifitas seseorang. Bagaimana tidak, misalnya saat sholat, yang harusnya cukup sekali jalan, jadi harus mengulang sholatnya gara-gara tangan bergerak lebih dari tiga kali menggaruk kepala. Tapi, di sisi lain, adanya ketombe menjadikan lahan bisnis bagi pelaku bisnis shampo. Mana mungkin akan ditemukan shampo kalau tidak ada ketombe? Pelaku bisnis ini yang bisa membaca hal lain tentang ketombe sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. :)

Tapi namanya

9/30/14

Dibuat Malu

Satu yang saya sering ingat ketika akan melakukan kesalahan adalah hukumannya. Baik saat sekolah dulu sampai dengan kehidupan sekarang, yang bahkan sudah tak ada lagi orang yang mau menghukumnya. Iya barangkali hukum alam dan hukuman dari Tuhan adalah hal yang begitu sangat menakutkan bagi saya.

Selain dua hukuman itu, ada lagi hukuman lain yang saat sekolah dulu, lebih menakutkan dari sekedar dihukum untuk lari keliling lapangan atau push up. Ia adalah hukuman yang bisa membuat malu. Entah diminta menyanyi di depan kelas, atau meminta tanda tangan ke semua guru yang ada di sekolah.

Bagi saya, #dibuatmalu adalah sebuah aib. Aib yang

Poli-sick (tulisan ini blm selesai)


gambar diambil dari iipx.blogspot.com


Politik? Ah, saya dulu malas sekali mendengar kata politik. Apa itu politik? Saya tidak begitu peduli, “biarkan pemerintah saja yang memikirkannya”. Begitu pikir saya saat itu. Lagian memang, saya punya latar belakang pengetahuan yang negative tentang hukum dan kroninya, tentang pemerintahan orde baru yang mendarah dagingkan korupsi hingga sampai pada masa sekarang yang justru banyak orang yang bilang bahwa itu tidak mungkin bisa dihilangkan. (Dan sampai sekarang pun saya masih mendengar secara langsung budaya ini). 

Iya, betapa dulu ya tinggal manut saja apa kata pemerintah. Apa yang menjadi keputusannya mau tidak mau harus dilaksanakan. Termasuk keputusan tentang naiknya harga diri bumbu dapur. Memang sekarang tidak begitu?

8/31/14

Diskriminasi Sandal Jepit


Belum ada dari sekian banyak acara, baik formal atau pun non formal yang elite, di undangan tertulis dresscode menggunakan sandal jepit. Sandal jepit cuma bisa dipakai hanya di dapur, atau paling banter pas acara tahlilan di masjid. Bukan, bukan karna di agungkan lantaran mau ke rumah Allah, tapi memilih sedikit resiko kerugian yang diterimanya kalau sampai harus kehilangan. Saya yakin yang tidak munafik akan mengiyakan hal ini, hehe... Sandal jepit memang di nomor dua, tiga, empat, bahkan sampai di sekiankan setelah sandal-sandal dan sepatu lain yang bermerek dengan harga yang tentunya juga jauh lebih mahal.

Entah siapa yang memulai menstratakan jenis sendal ini. Memang, hampir semua jenis benda apa pun di dunia ini berjenjang dikelompokkan berdasar

8/28/14

Bukan Mental Pengemis (1)

Meski lama di Semarang, namun ketika ada orang yang bertanya tentang nama sebuah jalan, sering saya lupa mengingat dimana letak jalan itu. Apalagi jika harus menjawab secara langsung. Betapa pun sering, bahkan hampir setiap hari melewati jalan itu, terkadang saya lupa namanya. Lewat ya lewat saja, tanpa peduli apa nama jalan itu, yang penting sampai tujuan. Kecuali jalan-jalan itu adalah jalan penting, atau jalan utama, atau jalan yang menjadi iconnya kota Semarang. Lucu juga ketika seseorang tinggal di kota lumpia bertahun-tahun, tapi ketika ditanya letak jalan Pandanaran, jalan Pahlawan, dan jalan Pemuda tidak tau dimana. Iya, minimal tiga jalan itu yang harus diketahui seseorang ketika tinggal di Semarang. Karena di ketiga jalan itu yang paling sering ditanyakan orang luar kota ketika singgah di Semarang.

Bagi saya, mengingat nama orang yang pernah ada di hati jauh lebih mudah daripada mengingat nama-nama jalan. Agak jauh sih memang perbandingannya. Errr.. Oke, Saya ganti.

7/18/14

Tips Mudik Cerdik


Bagi kebanyakan orang, mudik dijadikan satu rutinitas tahunan untuk ajang bersilaturahim bersama keluarga dan saudaranya di kampung halaman. Tidak tahu siapa yang memulai, yang jelas rutinitas ini sudah berlangsung sejak lama. Memang mungkin seharusnya begitu. Karena kalau nuntutin rutinitas, tidak akan ada habisnya. Satu pekerjaan selesai, pekerjaan lain datang mengantri. Padahal pekerjaan itu juga tidak merasa mengambil nomor antrian.

Di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, mudik ini dilaksanaakn saat menjelang lebaran tiba. Dan karena waktu yang bersamaan, maka menjadi sebuah masalah. Terutama masalah tentang akses yang menghubungkan dua tempat yang berbeda, yang dalam hal ini adalah transportasi dan hal-hal pendukung lainnya. Bagaimana tidak, rasio antara

7/1/14

Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Tarawih

Bulan yang penuh iklan sirup datang. Iya, begitu kenyataannya. Kalau kamu mau menghitung, ada lebih dari seratus kali dalam sehari penuh, pasti iklan itu nongol di TV. Pernahkah saya menghitung? Tidak. Yang jelas saya percaya. Kalau kamu tidak percaya, silahkan buktikan sendiri. Dan kalau tidak mau repot, maka percaya saja deh :).

Benar jika bulan Ramadhan disebut sebagai bulan penuh berkah. Saya tidak bicara soal pahala yang berlimpah, tapi tak bisa dipungkiri, jika tidak disebut begitu. Banyak yang diuntungkan dari bulan penuh hikmah itu. Para pekerja seni yang hidup di layar televisi jadi pada kebanjiran job. Di waktu dua per tiga malam, yang biasanya justru dijadikan sebagai waktu istirahat, malah menjadi jam sibuk untuk syuting menemani pemirsanya sahur. Selain itu juga bermunculan pedagang-pedagang tahunan yang menjual berbagai aneka takjil. Ada juga

6/20/14

Ujian

Apa yang kita harap terkadang tak sesuai dengan kenyataan.

Barangkali itu adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar dari beberapa, bukan beberapa, tapi bahkan banyak orang dan tulisan, termasuk tulisan tadi. Dan hari ini, saya melihat ekspresi yang mewakili tulisan tadi dari beberapa siswa-siswa saya.

Iya, Belum lama ini, kelulusan SMP diumumkan. Seperti ritual-ritual dari dulu, bahwa pengambilan pengumuman itu harus diambil oleh orang tua, atau wali yang mewakili. Sesuai jadwal, para orang tua/wali dari siswa-siswa saya mulai berdatangan memenuhi panggilan KPK undangan yang diberikan oleh sekolah yang sudah ditandatangani oleh kepala sekolah tentunya. Saya rasa kedatangan mereka ke sekolah selain karena merasa gak enak karna sudah diundang, juga karena pengen tau apakah anaknya lulus atau tidak. Itu terlihat dari ketegangan raut wajah yang keluar dari wajahnya. Beberapa malah ada yang terlihat merah matanya. Lagi-lagi saya telaah, itu merah bukan karna habis ngupas bawang, atau pun habis kecolok sambal. Betapapun kecilnya

6/7/14

Merokok Yuk

"Wah saya sekarang kalau ngerokok di rumah susah, anak-anak mulai pada ngeluh", keluh teman saya saat itu. "Saya suka disuruh keluar rumah sama anak-anak kalau lagi ngerokok.".
Beberapa teman yang ada disitu tertawa, termasuk saya.
"Akhirnya saya kalo lagi ngerokok, ya keluar, kalo nggak diteras, ya di loteng.", imbuhnya lagi.
"Makanya udah to Pak, nggak usah ngerokok lagi, kasihan anaknya kan?", kata teman saya yang lain menimpali.
"Anak-anak pada berani ngomong, katanya, kata gurunya, 'ngerokok itu gak boleh pak, haram', katanya", lanjut cerita tentang anak-anaknya -- yang masih TK dan play group itu -- saat mereka memprotes bapaknya yang merokok.
"Tuh, mereka aja tau", kata teman saya yang lain, menyetujui protes anak-anak dari teman saya itu, sambil bercanda.

Saya sendiri belum pernah melihat

5/18/14

Buku, buku, buku...

Seharian kemarin, saat melihat time line di twitter banyak yang menggunakan hastag #haribukunasional. Tapi itu juga hanya ada di time line para penerbit buku -- termasuk hasil ritwit dari mention-mention followersnya -- sehingga terlihat ramai. Yup, kemarin itu tanggal 17 Mei yang ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai hari buku nasional.

Saat saya search di google, ternyata Pemerintah menetapkan itu sebagai hari buku nasional sejak tahun 1980, saat bertepatan dengan peresmian gedung Perpustakaan Nasional di Jakarta. Iya sudah lama. Bahkan sebelum saya lahir. Tapi nyatanya banyak dari kita yang tidak tau. Jujur, saya juga baru tau setelah menggunakan media sosial. Karena trend di sosial media, jika

5/17/14

Topeng Monyet

Suara berisik membangunkan saya dari tidur siang, yang entah lagi mimpi atau tidak saat itu. Yang jelas kalau siang hari dan tidak hujan, Semarang pasti panas. Itu yang bikin tidur, meski tidak lagi mimpi basah, terkadang badan jadi basah. Berisik antara suara riuh anak-anak, juga suara yang timbul dari..... seperti besi yang dipukul.

Karena faktor kepo dan penasaran yang tinggi, juga faktor suhu badan yang meninggi, maka saya putuskan untuk tidur lagi bangun, tanpa harus menunggu lama untuk ngumpulin nyawa yang masih berserakan. Saya langsung menengok ke jendela untuk melihat situasi barangkali membahayakan keselamatan saya. Oke, lebay.

Tapi

4/29/14

Selamat datang, selamat berbelanja...

"Eh mbak, sini (buka) 24jam ya?", tanya seorang bapak saat lagi membayar barang belanjaannya di kasir.
"Iya, pak.", jawab mbak kasirnya sambil melanjutkan pekerjaannya menghitung belanjaan si bapak. "Semuanya Rp........  (lupa sayanya) pak", lanjut mbak kasirnya.
"Eh iya, kalau buka jam berapa ya?", tanya bapaknya lagi sambil menyerahkan uang.
Ada yang aneh nggak sih dengan pertanyaan si bapak tadi? 
Iya, jelas. Mbak kasir, juga saya yang berada di belekang si bapak tadi--karna nunggu antrian--, otomatis saling pandang bingung. Tapi dengan diplomatis mbaknya mencoba menahan tawa menjawab dengan sesungging senyum ke saya  "Di sini buka 24jam pak". 
"Oh iya ding.", kata si bapak yang terus pergi membawa barang belanjaannya, dan entah menjawabnya dengan senyum atau tidak karena saya tidak melihatnya.

Sekarang giliran saya merayu membayar ke mbak kasirnya.
"Ini mbak", kata saya ke penjaga kasirnya sambil menyerahkan barang belanjaan yang hanya sabun mandi itu.
"Nambah apa lagi mas?", katanya.

Ini nih, kalian yang pernah pergi ke Indomaret atau Alfamart pasti tidak asing dengan pertanyaan itu. Saya tidak tau pasti apakah memang ada training khusus dari seluruh minimarket yang bersistem frenchise itu. Dari begitu banyaknya  di Indonesia, tapi ketika si pembeli ke kasir dan berniat untuk membayar, bukannya langsung dihitung untuk mempercepat waktu, tapi justru disambut dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Dan ini hampir semua minimarket yang saya datangi, seluruh kasir yang jaga akan menanyakan hal itu.

Kalau untuk

4/28/14

Opini tentang 'Opini'

Pola hidup atau bahkan pola pikir orang, antara yang hidup pada masa itu dengan orang yang hidup pada masa sekarang beda. Jelas. Dan, setiap orang yang ditanya alasan kenapa bisa seperti itu sudah pasti berragam sesuai dengan apa yang difikirkan masing-masing. Jika pertanyaan itu tertuju pada saya, jelas saya akan menjawab sesuai versi saya. Bisa beda, juga bisa sama dengan kebanyakan orang. Bisa benar, bahkan malah salah tanpa menyisakan kebenaran sedikitpun. Inilah yang disebut opini.
 
"Eh mas, kenapa sih kamu suka (band) GIGI? ", tanya seorang teman ke saya.

3/23/14

Cuaca Persahabatan

Cuaca sungguh tidak bersahabat di minggu-minggu ini. Kata kebanyakan orang yang saya denger.  Tidak bersahabat yang seperti apa pastinya, saya tidak menanyakannya. Mungkin si cuaca saat itu tidak menjawab saat ditanya. Mungkin juga dia cuma diam saat diklakson. Atau dia tidak pernah sekedar mentraktir. Ah, memang kalau persepsi pasti berbeda-beda. Dan, setiap orang selalu membenarkan persepsinya itu. Maka seharusnya tidak ada yang saling menyalahkan. Karena kan sudah pada benar. :)

Jika cuaca menjadi sahabat, berarti sudah seharusnya setiap hari kita selalu curhat dengannya.
"Cuaca, aku hari ini bahagiaaa banget, karena tadi ulangan dapet bagus.", atau
"Assalamu'alaikum cuaca, aku mau curhat dong",
"Iya dong".
Ok, ini bukan acara curhat bersama Mama Dedeh.
Atau,

3/2/14

Makan Perasaan

Di kota tempat saya tinggal sekarang, katanya, ada banyak macam kuliner yang dijajakan di sana. Mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Iya, katanya. Karena saya hanya melihatnya hanya di acara TV saja. Nyatanya, tidak semua yang saya lihat di acara TV itu saya jumpai. Ini jelas bukan karena acara TV itu pada berbohong, ini karena saya memang tidak mencari jenis makanan-makanan itu dengan sengaja. Bukan saya nggak doyan kuliner, tapi kalau untuk bisa menikmati jenis makanan itu harus mengeluarkan kocek cukup banyak, saya jadi malas mencarinya. Lebih tepatnya, saya harus mikir berkali-kali apakah budget saya cukup untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini? Hehe...

Antara ke dua jenis makanan yang saya tulis tadi, saya rasa

2/17/14

Lumayan ?

Soreku lumayan cerah. Kenapa ada kata 'lumayan'? Yup, itu karena saya tulis. Kalaupun tidak, kata itu pun kamu bisa melihatnya di kamus ataupun di banyak buku yang lainnya. Kata itu sudah ada sejak lama, sejak saya belum dilahirkan, mungkin bahwa siapa yang memunculkan kali pertama kata itu sungguh tidak ada yang tau. Kalaupun ada yang tau juga, saya kira dia hanya mengaku-aku saja, biar terlihat tau dari orang yang tidak tau.

Kata 'lumayan' ini pun ada yang melesetkan 'lebih mendingan dari pada lu manyun', katanya. Manyun memang lebih diindakasikan

2/1/14

Konspirasi Tanggal Merah

Kemarin itu hari Jumat. Tapi saya tidak berangkat melaut karena saya bukan pelaut. Juga tidak ke sekolah, karena tadi tanggal merah. Itu yg merah di kalender kamar teman, padahal tanggalan di HP saya juga tidak merah. Ini mungkin konspirasi antara tukang pembuat tanggalan dengan orang-orang yang suka libur. Tapi saya kok tidak diajak? Padahal saya juga suka libur. Ah, biar saja. Yang penting kemarin juga ikut libur. Meski tadinya

1/11/14

11 Januari

ini kaos bukan hasil nyuri
Seperti sudah menjadi ritual, setiap tanggal 11 Januari saya memakai kaos yang bertuliskan sama. Barangkali bukan hanya saya saja, tapi mungkin beberapa para gigikita (sebutan untuk para fans @GIGI_Band) yang memakai kaos itu. Tapi kalau memang cuma saya, ya anggap saja saya 'beberapa' orang itu. :) Sebenarnya tidak ada aturan khusus yang mengharuskan begitu, tapi saya sendiri senang saja memakainya. Ketika ada orang lain yang melihat, senang saja rasanya, karena punya kaos yang bertuliskan sama dengan tanggalnya. Eh, entah bangga atau ingin pamer, saya tidak tau, haha :). Tapi kalau saja saya punya kaos yang ada tulisan tanggal dan bulannya sama setiap hari, pasti tidak akan terlihat istimewa, juga pasti baju saya banyak sekali. Saya tidak punya cukup tempat untuk menyimpan itu semua, dan yang jelas, saya tidak punya cukup uang kalau setiap hari harus membeli baju. :)

Kaos ini

1/4/14

Tips menghilangkan stres

Stres, kalo saya lihat di kamus HP yang tetangga saya punya tulisannya adalah doubel “S” untuk S yang terakhir, yaitu “stress”. Dan kalo menurut artinya (masih berdasar kamus HP) dibedakan menjadi 2. Yang pertama, untuk noun atau kata benda mempunyai dua arti juga, yaitu (1)ketegangan (2)tekanan. Yang kedua, untuk verb atau kata kerja mempunyai 3 arti, (1)membuat tegang (2)membuat tertekan (3)memberi tekanan pada. 
 
Jadi kalau saya bisa simpulkan bahwa stres adalah keadaan dimana otak seseorang mengalami ketegangan karena ada tekanan. “Kenapa hanya otak?”. Yup, sebenarnya tidak hanya otak sih, organ yang lain juga bisa tegang, terutama otot, apalagi otot pada laki-laki. “Gak usah ngeres otaknye yee”. Maksudnya, seorang pria biasanya melakukan pekerjaan yang mengandalkan kekuatan otot. Ini tidak semua, dan tidak setiap hari untuk para pekerja kantor yang pekerjaannya menggunakan otak.

Justru “ketegangan otot” ini biasanya