7/17/19

Akalagi



Bermain selalu menjadi obat tersendiri bagi semua orang. Seberapa tua usia Anda, sebaiknya bermainlah untuk melupakan penat, barang sejenak.

Bermain dan berolahraga adalah satu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, kalau tak bisa disebut identik. Maka ada cabang olahraga permainan. Olahraga sambil bermain, atau bermain sambil berolahraga?

Olahraga juga identik dengan berkeringat, meski tak semua olahraga mengeluarkan keringat. ‘Bermain catur’ atau ‘berolahraga catur’? Bercatur di tempat ber-AC, tak sepanas kondisi otak saat dikejar deadline, kan ya?

Suatu sore, Mas sepupu Frea yang berumur setengah tahun lebih tua darinya, bermain di halaman. Namanya Mas Rafif. Masnya sedang naik mobil-mobilan. Saya keluar rumah bersama Frea setelah saya mandikan. Frea berjalan mendekati masnya itu dan tampak ingin sekali menaiki mobil-mobilan yang sedang dinaiki masnya.

Terjadilah percakapan berikut:

“Pijam lobilnya, boleh?” pinta Frea ke Masnya.

“Ndak.”

Frea melihat ada bola di arah lain. Dia mengambilnya lalu mendekati masnya lagi. “Main bola yuk!” ajak Frea. Saya tau ke mana arah pikirannya.

Masnya cuek dan masih asyik mainan mobilnya. Frea gagal mengalihkan masnya untuk meninggalkan mobilnya.

Sebelum kejadian itu, Ibu dan Titinya habis main bulu tangkis. Raket masih ada di emperan rumah. Frea mengambilnya, lalu meluncurkan jurus ke-duanya.

“Main dadminton, yuk!” ajaknya sambil mengacungkan raket ke masnya. 

Rafif sempat melirik, tapi tak menerimanya. Frea gagal.

“Rafiiif, mandi, Le!” Dari dalam rumah terdengar suara ibunya Mas Rafif memanggil.

Frea tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia merasa sudah mandi, langsung melancarkan serangan,

“Mandi dulu, yuk! Nati mainan ladi, yaa... Adek udah mandi lho.”

Mas Rafif beranjak dari mobilnya, menuju rumah. Dan sudah bisa ditebak, dengan raut kemenangan di wajahnya, dia mengambil alih mobil-mobilan itu. Hmm....
(16 April 2019)

No comments:

Post a Comment