Belum lama, Frea dihadiahi ibunya
sebuah mukena lengkap dengan sajadahnya. Hadiah itu sebenarnya adalah nadzar
ibunya yang sudah lama. Yaitu saat Frea belum bisa jalan. Karna Frea termasuk
anak yang untuk jalan saja butuh kalkulasi yang pas agar aman. Sehingga dia
butuh waktu tepat dua tahun hitungan Hijriah untuk bisa jalan tanpa pegangan.
Waktu yang cukup lama dibandingkan teman-teman sebayanya. Tapi saya tak
mempersalahkan itu, karna saya tau kemampuannya. Rambatane wae lincah.
Saya percaya kata orang, bahwa
kemampuan anak itu berbeda-beda. Tapi juga tetap waspada. Saya punya teman yang
anaknya seusia Frea, tapi saat saya bertemu dengannya (2 tahun 2 bulan waktu
itu), belum bisa melafalkan kata satu pun. Dia cuma bisa menunjuk-nunjuk bila
ingin sesuatu. Menurut saya itu perkembangan yang tidak wajar, walau pun
menurut ayahnya, itu ya wajar saja, dengan alasan tadi, yaitu bahwa
perkembangan anak itu beda-beda.
Meski kemampuan berjalannya agak
lambat dari teman sebayanya, tapi kemampuan
verbal Frea lebih baik dari teman seusianya. Dan saya yakin sebenarnya Frea sudah bisa jalan dari sebelum dia genap berusia dua tahun. Itu terbukti saat dia baru bisa jalan, sehari setelahnya sudah lari-lari.
verbal Frea lebih baik dari teman seusianya. Dan saya yakin sebenarnya Frea sudah bisa jalan dari sebelum dia genap berusia dua tahun. Itu terbukti saat dia baru bisa jalan, sehari setelahnya sudah lari-lari.
Mukena datang, Frea senang. Itu
terlihat dari foto yang dikirim ibunya ke saya karna saat itu saya tak bisa
melihatnya langsung.
Saat mukenanya diminta dipakai,
kalimat yang diucapkannya,
“Ini tanannya dimana, Bu? Tok
ndak bita telual? (Ini tangannya gimana, Bu? Kok ndak bisa keluar?)”
Blaik.
(15 Maret 2019)
No comments:
Post a Comment