7/25/19

Konspirasi Popok



Butuh waktu lama barangkali berurusan tentang mendidik anak untuk bisa benar-benar mandiri masalah buang air ini. Di usia berapa Anda bisa pipis atau pup dan bisa cebok sendiri? Saya sendiri lupa sampai umur berapa.

Yang saya ingat adalah tentang adik saya yang pertama. Dia yang lumayan lama bermasalah urusan buang air kecil menurut lazimnya kebanyakan anak saat itu. Saya ingat, sampai kelas 2 SD, adik saya masih sering ngompol. Dengan berbagai macam, Bapak mencarikan solusi untuk menghentikan kebiasaan yang dianggap ‘tak umum’ itu. Setiap ada yang memberi tau caranya agar anak berhenti mengompol, langsung dipraktikannya. Entah masalah teknis, maupun tentang makanan dan minuman yang harus dikonsumsi.

Saya ingat salah satu yang disarankan kepada Bapak, agar adik saya itu bisa berhenti mengompol. Yang saya lupa adalah siapa yang memberi usulan ilmu itu kepada Bapak. Saat itu Bapak diberi tau agar adik saya makan Koangan, hewan yang
sepertinya masih satu spesies dengan belalang, karena bentuk dan ukurannya mirip (Mungkin  di daerah lain, Koangan ini akan berbeda namanya). Caranya adalah Koangan ini digoreng dulu sebelum dimakan. Tapi saya juga lupa apakah setelah makan Koangan ini adik saya berhenti mengompol apa tidak. :)

Tiga hari kemarin (24-26 Juni 2019), saya pergi mengantarkan siswa lomba. Hari ke-dua, saya dapat laporan tentang Frea dari ibunya melalui WA. Ibunya diceritakan Titinya Frea setalah dia pulang kerja.  Kata Titinya, siang Frea bilang, “Ti, pate popok aja, ndak ada Bapak tama Ibu.” Sorenya, setelah mandi bilang lagi, “Ti... pate popok yaa. Ssstt... ndak ada Bapak tama Ibu.” Sudah bisa konspirasi dia.

Sepulang sampai rumah, pintu tertutup. Saya buka pintu sambil salam, tapi ndak ada yang menjawab. Ternyata Titi tidur di ruang tengah dan Frea di sampingnya, baru saja bangun, tapi masih gelimpungan. Hanya mulutnya saja yang bersenandung, makanya tidak mendengar salam saya. Setelah meletakkan tas, saya mendekatinya. Frea agak kaget, dan bilang, “Whaaa, Bpak pulang. Ibu udah pulang?” Saya hanya meletakkan jari telunjuk di depan mulut, mengisyaratkan agar Frea tak bicara keras. Tapi dia ngomong lagi namun di wajahnya nampak penuh kecemasan, sebelum dia bilang,  “Pak, Peya pate popok.”
Hmm....
(28 Juni 2019)

No comments:

Post a Comment