Terkadang saya sering mempertanyakan tentang nama suatu benda kenapa
benda itu dinamai begitu. Kenapa teko dinamai teko? Kenapa keadaan gelap tanpa
sinar matahari dinamai malam? Dan masih banyak pertanyaan lagi.
Atau barangkali Allah-lah yang menamainya secara langsung dengan
perantara nabi, rasul, dan para waliNya? Mungkin.
Untung manusia diciptakan sebagai makhluk yang mudah menerima. Jika
tidak, maka semua akan menjadi ruwet. Menjadi masalah yang tak berkesudahan.
Adakah manusia-manusia ruwet itu?
Mereka para pemikir adalah orang-orang dengan pemikiran yang demikian
ruwet. Semua hal dipikirkannya sedemikian hingga menjadi ruwet, meski hal
sederhana sekalipun. Namun terkadang juga menjadikan hal-hal yang kita anggap
ruwet, menjadi sederhana.
Saya mengenal putri malu ketika ia sudah dinamai putri malu oleh si pemberi
nama, dan sudah diamini oleh banyak orang. Maka saya juga tinggal mengamininya
saja. Toh ia bukan dosa.
Bapak sayalah orang yang telah mengenalkan saya dengan putri malu.
Dengan penuh antusias
Bapak mengenalkan tanaman 'janggal' itu. Ekspresi Bapak yang 'wah', menjadikan perkenalan saya dengan tanaman 'aneh' itu riang-gembira. Aneh karna sebuah tanaman yang ketika disentuh, bisa gerak. Bapak berhasil membuat saya senang.
Bapak mengenalkan tanaman 'janggal' itu. Ekspresi Bapak yang 'wah', menjadikan perkenalan saya dengan tanaman 'aneh' itu riang-gembira. Aneh karna sebuah tanaman yang ketika disentuh, bisa gerak. Bapak berhasil membuat saya senang.
Belum lama, saat bersama Frea, saya melihat tanaman itu di pinggiran
taman. Ingatan saya kembali ke masa-- di mana Bapak mengenalkan saya pada
tanaman tersebut.
Tak ingin menyia-nyiakan waktu, saya mengajak Frea mendekati tanaman
itu. Hasrat saya untuk membuat Frea senang meninggi. Dengan penuh ekspresif,
saya sentuh ujung daun putri malu itu, dan dia pun bergerak 'malu'. Saya amati
wajah Frea dengan harapan Frea jauh lebih riang dari riangnya saya saat
dikenalkan oleh Bapak dulu.
Satu detik: tak bereaksi.
Dua detik: tak bereaksi.
Tiga detik kemudian: Frea menarik tangan saya, sambil bilang, "Pak,
ayo te tempat odong-odong."
(1 April 2019)
No comments:
Post a Comment