Hal paling berat setiap hari yang
saya rasakan adalah saat akan berangkat kerja. Kenapa? Itu adalah saat di mana
saya harus menyaksikan langsung beratnya pandangan Frea saat melihat orang
tuanya pergi. Dia tak berkata apa-apa, tapi matanya mengisyaratkan lain. Saya tau
ini karna pernah merasakan hal yang sama dulu ketika saya akan ditinggal Bapak
saya pergi, entah kerja, atau saat ada urusan lain.
Perasaan saya dulu begitu, hanya
itu. Tak memikirkan bagaimana perasaan yang Bapak saya rasakan saat itu. Ternyata
tidak. Beratnya melihat tatapan anak yang tidak ingin ditinggal orang tuanya,
ternyata sama beratnya, apalagi anak sendiri. Ditambah lagi beratnya
meninggalkannya. Ini yang saya rasakan sekarang. Dan saya yakin, yang Bapak
saya rasakan dulu juga sama.
Saya masih agak tega meninggalkan
Frea bila di rumah masih ada ibunya. Begitu pun ibunya. Maka terkadang, kami
berebut untuk berangkat terlebih dulu bukan karena ingin segera meninggalkan
rumah, tapi semata-mata tak ingin menjadi ‘juru kunci’ kesaksian.
Lagi-lagi kecerdikan Frea. Setiap
sebelum
orang tuanya berangkat kerja, Frea selalu mencari perhatian agar bisa berlama-lama bersama. Apa pun dia lakukan. Entah dengan meminta digendong, mengajak bermain, minta disuapin makan, bahkan bilang mau pipis meski sebenarnya tidak kebelet pipis. Ada saja akalnya.
orang tuanya berangkat kerja, Frea selalu mencari perhatian agar bisa berlama-lama bersama. Apa pun dia lakukan. Entah dengan meminta digendong, mengajak bermain, minta disuapin makan, bahkan bilang mau pipis meski sebenarnya tidak kebelet pipis. Ada saja akalnya.
Saya adalah tipe orang yang
pelupa. Pernah suatu waktu, saat saya hendak berangkat, seperti biasa selalu
belingsatan mencari keberadaan kunci motor saya di tempat-tempat yang kemungkinan
ada seperti biasanya. Di kasur, di gantungan baju, di atas akuarium, di meja,
semuanya tidak ada. Di motor juga belum ada. Ternyata kunci itu disandera Frea.
Setelah saya tau kalau dia yang mengambil, dia malah tertawa dan lari menjauh.
Begitulah Frea.
Namun ada beberapa perlakuan Frea
yang berbeda untuk bapak dan ibunya saat mau pergi. Biasanya Frea selalu
meminta dipeluk ibunya setelah minta dicium.
“Bu, pelukan penuh tinta...”
pinta Frea.
Tapi kalau saya yang mau pergi,
setelah salim dan cium, saya meminta hak seperti yang dia lakukan ke ibunya, sambil
merentangkan tangan, “Fre, pelukan penuh cinta....”
Jawabnya cukup padat dan jelas,
“Ndak utah, Pak....”
(18 Maret 2019)
No comments:
Post a Comment