7/17/19

Ngambek



Jumat pagi, bangun tidur Frea menangis mencari ibunya. Tumben dia menangis, biasanya tak seperti itu. Begitu bangun, meski tak ada orang di sampingnya, dia langsung turun dari tempat tidur, keluar kamar, lalu menuju dapur mencari ibunya. Setidaknya, di sana pasti ada orang. Setiap pagi, dapur dan kamar mandi (yang letaknya bersebelahan) adalah pusat aktifitas di rumah.

Karna saya yang melihatnya terlebih dahulu, maka saya gendong Frea, untuk kemudian mengalihkan perhatiannya agar berhenti menangis. Saya membawanya ke luar rumah untuk melihat anjing tetangga, dia masih saja menangis. Saya tawari ambil bunga di dekat pertigaan jalan, dia tetap menangis. Padahal ke-dua hal tadi, adalah hal yang begitu disukainya saat pagi tiba (dan saya punya waktu agak longgar tentunya).

Untuk diketahui, Frea adalah tipe anak yang ketika menangis, hanya sebentar saja. Tapi kala itu, ia benar-benar hanya mencari ibunya. Saya kalah. Saya menyerah. Masih dalam keadaan menangis, saya bawa Frea ke dapur mengantarkan ke ibunya.

Ternyata, sandiwaranya tak cuma sampai di sana. Saat sudah
digendong ibunya, ibunya tak boleh melakukan hal lain selain memeluk dirinya. Rupanya, dia ingin dimanja penuh oleh ibunya.

Frea sudah tau ngambek. Memang kemarin, seharian penuh dia tak bertemu kami—orang tuanya. Ibunya sampai di rumah maghrib karna habis takziah ke luar kota. Dan saya, lebih malam lagi, karna ngelesi. Jadi saya tak sempat bermain dengannya, dan Frea bahkan  tak melihat saya pulang karna dia sudah tidur.

Eh, kalau kayak gitu itu, kangen apa ngambek ya? Begitulah Frea, meski tak jarang ibunya memarahinya, kangen opo ngambek podho wae, tetap saja setiap bangun tidur yang dicari adalah ibunya. Hmm.... Kolo-kolo Bapak, to, Fre.
(25 Maret 2019)

No comments:

Post a Comment