Pagi tadi saya ke sebuah rumah sakit. Sebut saja RS H. Saya bermaksud
mendaftarkan anak saya periksa. Sudah saya duga, kalau menggunakan BPJS pasti
antre. Saya mendapat nomor antrean 55. Angka yang tidak terlalu banyak
sebetulnya dibandingkan dengan antrean di RS lain yang pernah saya kunjungi
pada jam yang sama. Hanya saja di RS ini cuma ada dua loket yang melayani, jadi
tetap saja lama. Hampir 90 menit saya menunggu nomor antrean saya dipanggil. Di
depan petugasnya, saya serahkan fotokopi surat rujukan dan nomor antreannya.
Setelah menyebutkan ke poly yang saya tuju, saya diminta menunggu, akan
dicekkan terlebih dulu apakah quotanya masih ada atau tidak. Dan ternyata quota
pada hari ini sudah habis. Saya meminta mengecek kembali, di minggu ini ada
lagi untuk hari apa? Setelah utak-atik komputer untuk beberapa saat, petugasnya
bilang bahwa ada lagi tanggal 20. Saya cerna omongannya, dan sadar, bahwa
tanggal 20 itu masih dua minggu lagi. Iseng saya tanya apakah kalau umum (tidak
menggunakan BPJS) masih bisa? Iseng karna beberapa kali saya ke RS ini tanpa
BPJS, tak pernah sekalipun petugas membicarakan tentang quota. Awalnya si
petugasnya bilang, kalau setiap hari memang ada quotanya (baik menggunakan BPJS
atau umum) tapi akhirnya jujur juga bahwa RS membatasi quota BPJS.
Saya tak bisa membayangkan jika sakitnya memang butuh pengobatan dengan
segera. Dua minggu bukan waktu yang baik untuk menahan sakit, Sodara.
Akhirnya saya beranjak dari kursi dan terpaksa merelakan hampir 2 jam
kesia-siaan itu untuk menuju ke tempat kerja.
Sehat sehat, Nak. (5 Maret 2019)
No comments:
Post a Comment